Thursday 7 November 2019

Ketika badan sudah tak kuat lagi OPNAME pilihan terakhir

Posted by my blog is my life on Thursday, November 07, 2019 with No comments
23 Oktober 2019 Malam.
Aku kembali masuk rumah sakit.
Saat itu kondisi sangat lemasssss.
Seperti ini kronologinya
Aku awalnya makan telur setelah mkn telur badanku terasa lemas. Seperti yg kurasakan akhir2 ini. Seperti biasa sang suami mengolesi minyak kayu putih. Tapi kondisi tidak lebih mendingan malah tangan kananku terasa kebas dan sulit digerakkan. Rasanya lemes sekali. Tidak hanya tangan tapi menjalar ke kedua kaki dan ke tengkuk. Sehingga aku rasanya juga sulit menggerakkan kepalaku.
Aku saat itu merasa khawatir jangan jangan pengentalan darahku kambuh lagi.

Tidak hanya kaki,tangan dan leher kaku yang aku rasakan. Tapi badanku tiba-tiba mengiggil. Ini yang membuatku lebih takut lagi. Aku merasa ajalku sudah dekat ya Allah. Aku mengingat dosa-dosaku masih terlalu banyak pada orang-orang. Terlebih ibuku pada suamiku. Aku sudah bilang pada suamiku untuk mengikhlaskanku. Tinggal ibuku yang saat itu masih di rumah. Aku ingin bertemu ibuku. Aku sudah tau kalau ibuku tau kondisiku pasti akan menangis sejadi-jadinya. Tapi aq harus kuat. Dan aku harus meminta maaf pada ibuku. 

Saat itu aku sudah tidak bisa mendengar jelas perkataan orang2. Yang saya rasakan hanya mengiggil. Mau menggerakkan tangan dan kaki rasanya tak sanggup. Apalagi setiap ingin menggerakkan kepala rasanya aku malah seperti ingin pingsan. Jadi aq terbujur kaku hanya mulut yg bisa aku buka dan berbicara pelan.

Saat ibuku datang hal yg aku khawatirkan terjadi juga. Ibuku menangis sejadi-jadinya. Dan aku hanya bisa meminta maaf atas kesalahan yang selama ini pernah aq lakukan. Aku merasa hanya itu yang bisa aku lakukan saat itu untuk meringankan kesakitan yang aku rasakan.
Aku benar2 sudah pasrah.

Keluargaku semua datang.
Aku langsung diangkat ke rumah sakit.

ekspresi kecewa saat tidak jadi pulang😩
Rabu malam,kamis dan jumat. Aku mengira sabtu akan dipulangkan dari rumah sakit. Keluhanku hanya tinggal pusing. Tapi aku lupa kalau saat di igd aq di CT SCAN dan hasilnya belum terbaca.
Dan akhirnya gagal pulang cepat.

Sabtu
Hasil CT SCAN terbaca. Dan ternyata pengentalan darah yg dulu sekali pada saat tahun 2016 kambuh lagi.
Old CVA infark di parietalis kiri, sinusitis di sinus ethoimoidalis bilateral dan sinus sphenoidalis kanan, edema cerebri ringan, disertai rhinitis.
Dari bahasa yg aneh tersebut intinya. Ada pengentalan darah di otak sebelah kiri dan ada pembengkakakn otak ringan.
Itulah kenapa aku merasakan kebas (seperti tebal dan kesemutan) di tangan kanan. Dan di kedua kaki. Kalau yg skr malah nambah di bagian tengkuk. Rasanya kebas, kaku dan puyeng.
Dokter memutuskan untuk memberiku terapi metylprednisolon 1500mg. Selama 3 hari. 1 harinya 500mg🥴
Moonface lagi-lagi moonface. Tapi untuk kali ini aku rela moonface asalkan aq sembuh dan bugar kembali.

setelah 3 hari kena infus
Waktunya untuk menggantinya. Aaahhh saat2 inilah yg bikin tegang. Tusuk gagal tusuk gagal. Dan ternyata memang benar. Setelah terjadi kegagalan akhirnya berhasil. Dan gagal itu menimbulkan bekas yang sungguh amat ngilu kalau dilihat.
Daaaan
infus berhasil👏
 Tapi karean harus di drip dengan metylprednisolon jadi infusnya harus dibikin sambung menyambung.
seperti iklan paralon sambung menyambung menjadi satu.
Moonface yang aku khawatirkan tidak terjadi. Kenapa? Karena aku masih belum bisa makan banyak. Dan iniiii membuatku frustasi.

Aku suka makan. Tapi kalo aku makan banyak makan aku akan merasakan sesak. Ini karena lambungku yang bermasalah. Selalu seperti itu. Tiap makan banyak aku merasa perutku penuh sekali. Sesak rasanya nafas gak bisa plong.

Dokter juga menyarankan aku untuk echocardiografi dan masih belum aku laksanakan. Mengingat kondisiku yang masih lemah setelah opname jadi untuk echo aq tunda dulu.

Saat ini aku masih dalam masa pemulihan. Aku masih belum bisa makan banyak. Dan aku sangat ingin sembuh seperti biasanya.
Doakan aku teman-teman semoga aku kuat. Semoga aku bisa berjuang melawan penyakit yang ada di dalam tubuhku.
🤲
See u next.......

Saturday 16 February 2019

Ketika herpes zooster mengikutiku (Kehamilan I)

Posted by my blog is my life on Saturday, February 16, 2019 with No comments
Sedih sekali jika aku mengingat kalau pernah terkena herpes zooster. Saat itu aku sedang hamil dan usia kandunganku saat itu 3 bulan. Tepatnya di bulan akhir Januari dan baru berakhir di bulan awal bulan Maret.

Gejala awal yang ku alami saat itu tangan kiriku terasa sangat ngilu. Awalnya aku mengira pasti seperti biasanya aku sering mengalaminya saat hawa dingin tulang2ku memang terkadang terasa sangat nyeri dan ngilu karena penyakit autoimun yang aku derita. Aku mencoba menghubungi dokter karena ngilu yang teramat sangat dan tidak ada jawaban.

Seminggu kemudian rasa ngilu tidak kunjung sembuh. Mulai telapak tangan sampai atas siku. Aku selalu meminta dipijitin suamiku karena tak tahan ngilunya, sampai aku menangis saat itu. Kebetulan cuaca sedang dingin sekali ditambah hujan deras. Kemudian suamiku berinisiatif untuk mengompresku dengan air hangat. Alhamdulillah sedikit mendingan. Keesokan harinya pun diulangi lagi dikompres dengan air hangat. Posisiku saat itu sedang di pondok.

Siang harinya aku pulang ke rumah ibu dan menginap disana. Saat menjelang tidur aku kembali mengompres lagi tanganku dengan  air panas. Aku merasakan sangat panas, sampai kulitku ikut terasa panas. Tapi itu membuat tulang2ku lega tidak ngilu lagi.

Keesokan harinya aku ulangi lagi mengompres tanganku. Dan aku merasakan tanganku rasanya agak beda. Seperti terasa panas sekali dan telapak tanganku berwana kemerah merahan. Ini pasti gara2 air yang aku pakek ngompres kepanasan.

Dan malam harinya saat aku selesai melaksanakan sholat isya'. Aku merasakan keanehan pada tanganku. kulihat di tanganku ada bintik2 merah kecil banyak sekali, dan aku merasa yakin kalau itu akibat air panas yang aku pakek untuk mengompres kepanasan.

pagi hari saat ak sarapan, terasa sangat sasakit.ekali. dan kali ini muncul di jari manis tangan kiriku seperti luka lepuhan akibat terbakar dan terasa nyeri.




tangan tiba-tiba melepuh merah kecil

Mengetahui hal itu Ibu mennyarankan untuk menghubungi dokter lagi dan menunjukkan foto jari tanganku. Beberapa menit aku tunggu masih belum ada balesan dari dokterku. Seiring dengan waktu pada lenganku tepatnya disebelah siku ada bintik2 kecil merah berair. Aku kira itu akibat dari koyok cabe yang kemarin aku tempel di lengan karena ngilu pada tulang yang tertahankan. Tapi rasanya agak gatal. Aku kembali memberikan foto lenganku pada dokter.

Sore hari.
Akhirnya pesan wa ku dibalas oleh dokter. Dan ternyata dokter dengan singkat menjawab aku terkena "herpes zooster". Ya Allah apa lagi ini?
Aku memang mengeluh pada dokter, kalau tulang2 ku terasa ngilu, muncul bintik2 merah seperti terbakar di telapak tangan, dan muncul bintik2 merah di lengan terasa panas dan gatal. 

Untuk menghilangkan ngilu pada tulang dokter menyarankan untuk meminum pracetamol sebagai penghilang nyeri. Mengingat kondisiku juga sedang hamil jadi harus hati2 minum obat.

Keesokan harinya aku kontrol ke dokter yang menangani penyakit ku. Aku adalah penderita AIHA, APS, lupus dan hipertensi. Dokter yang menangani ku adalah dokter spesialis penyakit dalam dan spesialis hematologi beliu adalah dr.Ugroseno. Setelah diperiksa aku dirujuk ke dokter spesialis kulit. Dari spesialis kulit aku mendapatkan obat acyclovir, vitamin untuk syaraf, asam mefenamat (penghilang nyeri) karena hamil aku tidak berani meminumnya dan aku ganti pracetamol. Dan itu membuatku sangat tersiksa menahan nyeri,ngilu dan sakit akibat dari herpes zooster.

Sekitar 1 bulan aku merasakan sakit yang teramat sangat akibat herpes zooster. Aku pun juga masih mual2 karena hamil dan usia kandunganku baru 3 bulan. Aku kasihan sama janinku. Yang ikut merasakan sakitnya herpes zooster.

Semakin hari aku merasakan sakit,sakit,dan sakit yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tiap malam aku menangis tidak bisa tidur karena merasakan nyeri dan ngilu. Panas dan gatal.
Suamiku tiap malam mengelus2 tanganku agar tidak merasakan sakit. Kadang juga ibuku yang menggantikan suamiku. Aku sangat menderita.
Sampai akhirnya aku memutuskan untuk minta rawat inap.

Sempat di tolak di rumah sakit.

Karena aku sudah tak kuat lagi menahan nyeri dan ngilu pada tulangku aku memutuskan untuk menghubungi dokter lagi. Dokter menyarankan jika tidak tahan dengan nyerinya rawat inap saja.
Akhirnya aku meminta untuk rawat inap.

Ternyata setelah mengetahui kondisiku. Proses rawat inap di rumah sakit A sedikit mengalami kesulitan. Rumah sakit beralasan semua kamar penuh dan aku disuruh mencari rumah sakit lain. Rumah sakit A memberikan rujukan ke rumah sakit B.
Akhirnya aku pulang ke rumah kakakku daerah gresik.

Mencoba menghubungi rumah sakit A barangkali sudah ada kamar kosong. Tapi ternyata hasilnya zonk. Besoknya aku ke rumah sakit B berharap disana mendapatkan perawatan intensif. Bisa meredakan nyeri dengan dikasih suntikan atau obat.
Aku sudah mendapatkan obat dari dokter spesialis kulit acyclovir diminum 5kali sehari. Dan itu membuatku mual2. Karena kondisi lagi hamil. Dan untuk nyeri aku hanya meminum paracetamol yang hanya bertahan beberapa menit saja setelah obat nya habis nyeri dan ngilu yang teramat sangat itu kembali muncul.

Tiba di rs B. Aku diperiksa oleh dokter ditanya sana sini. Disuruh ngurus ini itu. Dan akhirnya berakhir di ugd. Belum bisa masuk kamar. Ya Allah kenapa sesulit ini? Padahal biasanya aku kalau mau rawat inap mudah sekali.
Dan ternyata herpes zooster inilah penyebabnya.
Pasien yang terkena herpes zooster harus dirawat di ruang isolasi !
Terjawab sudah kenapa di rs A aku ditolak untuk rawat inap.


2019 menjadi awal yang baru LAGI

Posted by my blog is my life on Saturday, February 16, 2019 with No comments
Assalamualaikum teman-teman. . Lama sekali rasanya aku tidak menulis blog lagi. sudah hampir kurang lebih 2 tahun sejak aku menikah. sebenarnya banyak sekali kejadian-kejadian yang ingin aku ceritakan berkaitan dengan lupus, aiha dan aps. yang sudah berhasil mengoyak-ngoyak tubuhku dan menghancurkan kebahagiaanku.

3 tahun menikah 3 kali juga aku hamil. Dan kehamilanku yang ketiga ini juga gagal lagi. Penyebabnya lagi-lagi karena lupus.

Di usia kehamilanku yang ke enam bulan aku mengalami bengkak di kaki di wajah dan tangan. Kejadian itu pada tanggal 25 desember 2019.
Aku sudah tidak kuat lagi. Saat pagi hari saat aku bangun aku merasakan pusing yang teramat sangat. seminggu sebelumnya aku juga merasakan sakit pada pundak ku seperti orang tengengen atau posisi salah tidur. Biasanya 3 hari sembuh tapi ini tidak. Seminggu sudah tapi sama sekali tidak ada perubahan.
Akhirnya suamiku membawaku ke rumah sakit.
Langsung ke igd. Disana aku langsung mendapatkan penanganan. Dan ternyata tensi darah ku sangat tinggi. Sampai 200 lebih. Dokter langsung membawaku ke igd lantai 2 ruang VK namanya.
Dan aku sangat benci ruangan ini.

Mendengar kondisiku dokter langsung bergerak cepat.
Aku diusg, diminumi obat darah tinggi, diinfus, dipasang kateter dan terakhir aku diberi obat anti kejang.
Usg pertama sat aku belum ada tindakan apa-apa. bayiku sehat. Detak jantungnya normal. Tapi aku. Aku yang masih belum stabil. Darahku tensi nya masih sangat tnggi dan dokter memberiku obat anti kejang yang membuat aku lemas tak berdaya. Aku juga sempat ingin tak sadar. Entahlah obat anti kejang saat masuk ke tubuhku rasanya panas. aku lemas, aku muntah. Dan aku rasanya ingin tidur. Sampai akhirnya aku harus dipakaikan oksigen.
Setelah mendapatkan obat anti kejang. Aku di usg lagi. Dan ternyata bayiku juga ikut lemas. Djj bayiku melemah. Dan aku sudah tak mampu untuk berkata-kata. Karena kondisiku saat itu juga lemah.

Semua keputusan aku serahkan pada suamiku. aku sudah tidak bisa berpikir lagi.

Dan memang benar. Aku merasa dokter sama sekali tidak berusaha menyelamatkan bayiku. Semua fokus padaku. Semua fokus menormalkan tensi darahku yang tinggi sementara denyut nadiku semakin lemah.
Berbagai alat dipasang di tubuhku. Ada yang di dada dan tangan. Monitor terus dipantau. Dan tensi darahku masih sangat tinggi.
Saat itu aku hanya bisa pasrah. Dan ingin cepat-cepat sembuh dan menanyakan kenapa bayiku dibiarkan meninggal? Kenapa tidak coba untuk diselamatkan? Selalu itu yang terngiang2 dalam fikiranku.
Saat kondisiku sudah mulai membaik suamiku diijinkan untuk masuk ke ruangan. Aku menanyakan kenapa bayiku dibiarkan meninggal di dalam kandungan. Suamiku berkata bahwa dokter memberikan 2 pilihan yang sulit. Pertama menyelamatkan ibunya Insyaa Allah ada kemungkinan besar selamat dan kedua menyelamatkan bayinya tapi resikonya pada ibunya. Tensi ibunya bisa2 sampai 300 dan pembuluh darahnya pecah. Tapi bayinya juga tidak bisa menjamin akan bertahan. Karena usianya baru 6 bulan.

Dan suamiku memilih aku.

Ingin rasanya air mata ini keluar. Tapi sudah tak bisa. Aku sama sekali tidak menangis di luar. Tapi hatiku menangis. Kenapa terjadi seperti ini lagi?

Aku gagal untuk yang ketiga kalinya.