Tuesday 28 April 2015

Perjalanan Hidup dengan AIHA (Berbagi Ilmu itu Indah ^_^)

Posted by my blog is my life on Tuesday, April 28, 2015 with 1 comment




Penyakit ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya.Thrombocytopenic berarti darah yang tidak cukup memiliki sel darah merah (trombosit). Purpura berarti seseorang memiliki luka memar yang banyak (berlebihan). Anda mungkin juga mendengar istilah ITP ini sebagai singkatan dari Immune Thrombocytopenic Purpura.
Trombosit dalam darah turun bukan berarti terkena demam berdarah, karena pada penyakit ITP menunjukan jumlah trombosit dalam darah yang rendah sekali. Secara normal trombosit dalam darah berkisar antara 150.000-450.000/dl. Pada anak yang memiliki ITP kadar trombositnya bisa di bawah 50.000/dl, sehingga dapat menimbulkan perdarahan.
Penyakit ITP di bagi dalam dua klasifikasi;
1.     Akut yaitu jika sembuh dalam jangka 6 bulan
2.    Kronik jika penyakit berterusan selama 6 bulan atau lebih
Penyebab penyakit ITP ini tidak diketahui. Seseorang yang menderita penyakit ITP, dalam tubuhnya membentuk antibodi yang mampu menghancurkan sel-sel darah merahnya. Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Tetapi untuk penderita penyakit ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel darah merah tubuhnya sendiri.
Tanda – tanda penyakit ITP
Biasanya penghidap penyakit ITP akan mengalami beberapa tanda yang menunjukkan bahwa mereka menghidap penyakit ITP. Tanda penyakit ITP dapat timbul secara tiba-tiba (akut) atau muncul secara perlahan (kronik). Berikut tanda –tandanya:
-        Pendarahan pada hidung
-        Pendarahan pada gigi
-        Mengalami lebam di anggota badan
Gejala penyakit ITP
-        Bintik-bintik merah di kulit sebesar hujung jarum
-        Memar tanpa penyebab yang pasti
-        Perdarahan gusi dan hidung
Ada 2 tipe ITP
Tipe pertama umumnya menyerang kalangan anak-anak, sedangkan tipe lainnya menyerang orang dewasa. Anak-anak berusia 2 hingga 4 tahun yang umumnya menderita penyakit ini.
Penyakit ITP untuk orang dewasa, sebagian besar dialami oleh wanita muda, tapi dapat pula terjadi pada siapa saja. ITP bukanlah penyakit keturunan.
Pengobatan pada penyakit ITP
Pengobatan penyakit ITP umumnya tidak memerlukan pengobatan yang serius tetapi bila terjadi perdarahan dan jumlah trombosit menurun hingga dibawah 20.000/ul maka dianjurkan untuk transfusi trombosit. Pengobatan lain yang dapat diberikan adalah dengan pemberian kortikosteroid dan dihentikan obat ini bila sudah meningkat jumlah trombositnya.
Perhatian yang harus diingat pada penderita penyakit ITP adalah hindari obatan yang dapat meningkatkan perdarahan seperti aspirin, hindari benturan yang membuat luka.

Artikel ini bersumber dari :

Perjalanan Hidup dengan AIHA Part IX

Posted by my blog is my life on Tuesday, April 28, 2015 with 4 comments
Awal Tahun 2014
“Aku akan menyelesaikan apa yang telah aku mulai”

Aku menggunakan kata-kata ini untuk memotivasi diriku sendiri untuk menyelesaikan kuliahku. Tahun 2014 bisa dibilang tahun stabil untukku. Kondisiku berangsur-angsur membaik. Aku memang selalu yakin masa-masa ini akan datang. Walaupun hb ku masih naik turun, tapi aku selalu berusaha untuk mengontrol aktifitasku sendiri. Kali ini teman-temanku mulai memahami kondisiku. Mulai dari sahabat-sahabatku sampai teman-temanku satu kelas mulai bisa memahami kondisiku walaupun tidak sepenuhnya mereka tau.
            Dan ternyata keputusanku untuk menyembunyikan keadaanku dari mereka itu salah besar. Aku harusnya menceritakan tentang kondisiku yang berbeda dengan mereka. Sehingga mereka bisa memaklumi dan paham kalau aku tak bisa melakukan aktifitas seperti mereka pada umumnya. Aku sudah berdamai dengan penyakitku aku sudah tidak mau mengeluh lagi dan menyalahkan kondisiku yang seperti ini. Karena aku memang memiliki keterbatasan. Aku menjalani kuliahku dengan semangat. Dan Alhamdulillah semester 7 aku mampu menjalani dengan lancar dan aku bisa kembali memperoleh nilai yang baik di semester 7.

Awal Maret melakukan Tes Bone Densitometri
Tes yang mengawali semangatku untuk kembali berjuang menyelesaikan kuliah sampai akhir. Ini adalah tes kepadatan tulang. Saat itu aku selalu mengeluh punggungku selalu sakit, saat dibuat duduk lama rasanya sangat nyeri dan kadang ngilu. Bahkan ini sudah aku keluhkan sejak setahun yang lalu. Akhirnya dokter memberikan pengantar tes bone densitometri. Kali ini aku sudah mulai tenang dalam menghadapi apapun yang terjadi padaku. Aku siap melakukan tes apapun itu untuk mengetahui apa sebenarnya sakit yang aku derita. Walaupun dari awal aku sudah tau bahwa penyakit yang aku derita itu Anemia Hemolitik tapi separah inikah keluhan-keluhan yang aku rasakan? Dokter memang selalu mengatakan aku terkena AIHA tapi aku belum begitu ngeh dengan istilah ini. Ya, aku tau kalau AIHA (Auto Imun hemolytic Anemia) atau Anemia Hemolitik Autoimun tapi aku belum begitu paham dengan kenakalan apa saja yang dilakukan autoimun. Setahuku reaksi autoimun yang terjadi padaku itu antibodi yang menyerang sel darah merah itu saja. Sehingga membuat hemoglobinku rendah. Cuma itu.
            Dokter akhirnya menyuruhku untuk melakukan tes bone densitometri atau istilah umumnya tes kepadatan tulang. Padahal saat itu aku masih 23 tahun tapi sudah disuruh melakukan tes kepadatan tulang. Lagi-lagi efek dari MP telah membuat tulangku menjadi rapuh. Saat itu aku sudah bisa membayangkan kekuatan tulangku sudah mulai melemah.

Foto saat dilakukan tes bone densitometri

Saat mengambil hasil aku hanya bisa berharap semoga tulangku baik-baik saja, belum sampai mengalami yang namanya osteoporosis. Sangat mengerikan kalau membayangkan di usiaku yang masih muda tapi sudah osteoporosis seperti orang usia lanjut. Tapi aku juga menyiapkan diriku untuk kemungkinan terburuk.
Dalam hasil tes kepadatan tulang ada 3 tingkatan:
1.     Normal digambarkan dengan warna hijau
2.     Osteopenia digambarkan dengan warna kuning
3.     osteoporosis digambarkan dengan warna merah
Hasil tes bone densitometri menunjukkan kepadatan tulangku ada di warna kuning, itu artinya aku sudah mengalami osteopenia. Kondisi yang sudah hampir mengalami osteoporosis. Kata dokter ini salah satu efek dari methylprednisolone yang sudah aku konsumsi dalam jangka tahunan. Tapi aku cukup lega mendengar hasil tes itu, berarti memang sudah jelas bahwa aku tidak kuat duduk lama salah satu faktor pemicunya karena osteopenia pada tulang belakangku. Dokter menyarankan untuk rajin minum cavit D3 untuk membantu melindungi tulang. Hemmm lagi-lagi dilema antar minum obat dan tidak minum obat. Minum obat efeknya kemana-mana, tidak minum obat badan juga sakit semua. Tapi aku tetap akan meminum obat^_^

Pertengahan Tahun 2014
Semester 8 aku jalani dengan lancar. Bertepatan dengan bimbingan skripsi juga. Aku benar-benar menjaga kondisiku. Alhamdulillah aku mampu menyelesaikan kuliahku sampai diwisuda^_^ Akhirnya dengan penuh perjuangan aku mampu menyandang gelar Sarjana pendidikan. Tiap kontrol aku masih dengan keluhan yang sama. Badan sakit semua, tulang ngilu dan badan sering panas. Hb juga masih naik turun tidak bisa normal. Setiap bertanya dokter selalu menjawab itu karena autoimun. Dalam hati aku selalu bertanya. Sebenarnya siapa sih autoimun itu? Tekanan darahku juga jadi sering tinggi. Setiap kontrol tensi darah selalu 140 kadang 130 dan terakhir kontrol tensi darahku 150. Dokter masih belum memberi obat agar darahku tidak tinggi tekanannya karena memang ini efek dari MethylPrednisolon yang sudah lama aku konsumsi. Akhirnya dokter memberi pengantar lab untuk melakukan ANA test.

Februari 2015
            Hasil ANA Test 1,3 dan diperoleh kesimpulan bahwa ANA Test positive. Dan ternyata memang aku menderita Anemia Hemolitik Auto Imun. Bersamaan dengan itu tekanan darahku ternyata sangat tinggi mencapai 210. Dokter akhirnya memberikan obat untuk hipertensi agar tekanan darahku bisa normal. Saat itu jumlah hb hanya 9,7. Dokter masih memberikan dosis MP selang seling dosis 4mg dan memberikan Cellcept yang harganya lumayan mahal untuk menekan reaksi autoimun.

Maret 2015
            Kontrol awal Maret Hb mengalami sedikit penurunan menjadi 9,1 dan tekanan darah sudah mulai normal 120. Obat yang aku konsumsi juga masih sama Cavit D3, MethylPrednisolon dan Cellcept. Aku sudah mulai menerima kalau aku memang ditakdirkan untuk menderita AIHA. Akhir Maret kontrol lagi dan ternyata Hb turun lagi menjadi 8,6. Aku juga kurang tau penyebabnya kenapa turun lagi. Dan akhirnya dokter menaikkan kembali dosis MP menjadi setiap hari dosis 4mg. Cavit D3 dan Cellcept sampai sekarang juga masih aku minum^_^
Hidup dengan autoimun itu memang tidak semudah yang dibayangkan. Karena setiap harinya akan ada kejutan-kejutan di luar dugaan. Dan aku selalu berusaha mengambil hikmah dari setiap kejadian demi kejadian yang terjadi pada hidupku.

“Karena aku sudah siap kalau perjalanan hidup dengan AIHA (Anemia Hemolitik Autoimun) ini akan ada banyak surprise setiap harinya”


Wassalam,
Isnaini N.C

Perjalanan Hidup dengan AIHA (Berbagi Ilmu itu Indah^_^)

Posted by my blog is my life on Tuesday, April 28, 2015 with No comments
Apa itu Deep Vein Thrombosis (DVT)?


Apa itu Trombosis Deep Vein?
Deep vein thrombosis mengacu pada gumpalan darah yang berkembang di dalam vena yang lebih besar - biasanya jauh di dalam kaki bagian bawah atau paha. DVT menyerang sekitar setengah juta orang Amerika setiap tahun dan menyebabkan sampai 100.000 kematian. Bahayanya adalah bahwa bagian dari pembekuan ini bisa pecah dan bergerak  melalui aliran darah, di mana ia dapat menetap di paru-paru yang menyebabkan penyumbatan dalam aliran darah, kerusakan organ dan kematian.
Gejala Deep Vein Trombosis
Sayangnya, DVT sering terjadi tanpa disadari. Sekitar setengah dari penderita DVT tidak memiliki tanda-tanda peringatan. Gejala mungkin termasuk:
  • Kemerahan
  • Pembengkakan
  • Nyeri atau sakit
Ini terjadi di daerah pembekuan darah, yang biasanya di kaki
Bahaya DVT: Pulmonary Embolism
Jika bagian dari bekuan tersebut pecah dan bergerak melalui aliran darah, hasilnya bisa mengancam jiwa. Bekuan dapat menghalangi suplai darah ke paru-paru ini disebut emboli paru. Gejala termasuk kesulitan bernapas, tekanan darah rendah, pingsan, denyut jantung cepat, nyeri dada, dan batuk darah. Jika Anda memiliki gejala-gejala tersebut, segera hubungi 911 atau pergi ke UGD.
Apa Penyebab DVT?
Apa pun yang merusak lapisan dalam pembuluh darah dapat menyebabkan DVT, termasuk pembedahan, cedera, atau respon sistem kekebalan tubuh. Darah yang kental atau yang mengalir terlalu lambat lebih mungkin untuk membentuk bekuan, terutama di pembuluh darah yang sudah rusak. Hal-hal lain yang dapat meningkatkan risiko pembekuan darah termasuk kelainan genetik, perubahan hormon, dan kurang gerak.
Siapa Pada Risiko untuk DVT?
Orang dengan risiko yang lebih tinggi dari DVT meliputi:
  • Orang yang memiliki kanker
  • Orang yang telah menjalani operasi
  • Siapa saja yang istirahat panjang di ranjang
  • Orang tua
  • Perokok
  • Melakukan perjalanan jarak jauh
  • Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas
DVT dan Kehamilan
Wanita memiliki risiko lebih besar terkena DVT selama kehamilan dan empat sampai enam minggu setelah melahirkan. Hal ini disebabkan tingkat estrogen yang lebih tinggi, yang mungkin membuat darah lebih mudah menggumpal. Tekanan dari rahim yang berkembang juga dapat menghambat aliran darah dari vena. Kelainan darah tertentu dapat meningkatkan risiko bahkan lebih.
DVT dan KB Hormonal
Seperti pada kehamilan, kontrasepsi hormonal dan terapi hormon pasca-menopause mengubah kimia darah dan dapat meningkatkan risiko DVT, bahkan pada wanita yang tidak memiliki kelainan darah.

DVT dan Perjalanan
Bepergian ke tempat-tempat baru dan jauh bisa menjadi menarik. Tetapi bukan duduk di kursi utama untuk penerbangan internasional yang panjang. Studi menunjukkan perjalanan jarak jauh yang berlangsung lebih dari empat jam menggandakan risiko terkena DVT. Ini termasuk perjalanan melalui udara, bus, kereta api, atau mobil. Tidak bergerak dalam kondisi sempit dapat menyebabkan aliran darah lamban.
Mendiagnosis DVT
USG sering digunakan untuk mendiagnosis DVT. Dengan menggunakan gelombang suara untuk menciptakan gambaran aliran darah pada daerah yang terkena dan dapat mengungkapkan gumpalan yang ada. Sebelum merekomendasikan USG, dokter akan menguji dan memeriksa Anda untuk tanda-tanda DVT. Anda mungkin akan ditanyai tentang riwayat kesehatan Anda, obat yang sedang Anda gunakan, riwayat keluarga, dan tentang faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan resiko DVT.

Mengobati DVT: Anticoagulants
Anticoagulants, yang membuat darah lebih encer, adalah pengobatan DVT paling umum. Mereka termasuk warfarin, yang diambil sebagai pil, serta heparin yang disuntikkan. Mereka tidak bisa memecah bekuan yang sudah ada, tetapi mereka bisa mencegahnya menjadi semakin besar - memberikan tubuh waktu untuk melarutkan bekuan dengan sendiri. Anticoagulants juga dapat mencegah penggumpalan baru.
Mengobati DVT: Clot Busters
Obat-obatan yang melarutkan bekuan darah sebenarnya disebut Trombolitik. Mereka yang dapat menyebabkan dengan tiba-tiba, pendarahan parah, sehingga mereka hanya digunakan dalam keadaan darurat, misalnya untuk melarutkan bekuan darah yang mengancam jiwa yang sedang melakukan perjalanan ke paru-paru dan menyebabkan gejala parah. Trombolitik diberikan oleh IV di lingkungan rumah sakit.
Efek Samping Pengobatan DVT
Karena anticoagulants mengencerkan darah, orang yang menggunakan mereka mungkin mendapatkan sering lebih mudah memar atau berdarah. Perdarahan internal dapat mengancam jiwa, jadi jika Anda mengambil anticoagulant secara oral, dokter akan memeriksa darah Anda untuk memastikan itu tidak terlalu encer.
Tanda-tanda Peringatan Perdarahan internal
Tanda-tanda perdarahan dalam perut termasuk rasa sakit, muntah yang kelihatan merah atau tampak seperti bubuk kopi, dan tinja merah terang atau hitam. Pendarahan di otak dapat menyebabkan sakit kepala parah atau gejala stroke seperti perubahan visi, gerakan abnormal, dan kebingungan. Hubungi 911 atau pergi ke UGD jika Anda mengembangkan gejala-gejala tersebut. Juga diperiksakan ke dokter jika Anda mengalami perdarahan yang banyak hanya karena luka ringan.  
Mengobati DVT: Vena Cava Filter
Jika Anda tidak dapat mengambil anticoagulants atau mereka tidak bekerja, dokter mungkin merekomendasikan dengan cara memasukkan filter ke pembuluh darah besar yang disebut vena cava. Filter ini menangkap gumpalan yang memisahkan diri dan mencegah mereka dari melakukan pergerakan ke paru-paru. Filter tidak dapat menghentikan penggumpalan baru dari pembentukan atau menyembuhkan DVT itu sendiri, tetapi dapat mencegah emboli paru yang mengancam jiwa.
Mengobati DVT: Compression Stockings
Compression Stockings diterapkan untuk menjaga tekanan darah di kaki dari genangan dan pembekuan. Mereka mengurangi pembengkakan dan membantu meringankan rasa tidak nyaman di kaki di mana bekuan telah terbentuk. Anda bisa mendapatkan Compression Stockings di toko atau dengan resep. Stoking yang diresepkan memberikan tekanan yang lebih besar.  
Mengobati DVT: Home Care
Untuk mengurangi pembengkakan dan ketidaknyamanan, menjaga kaki yang terkena diangkat bila memungkinkan. Jika dokter Anda telah merekomendasikan stoking kompresi, pastikan untuk memakainya bahkan ketika Anda sedang di rumah.
Komplikasi Jangka Panjang DVT 
Setelah gumpalan darah hilang, DVT kadang-kadang meninggalkan kartu panggilan yang tidak menyenangkan. Anda mungkin memiliki pembengkakan, perubahan warna kulit, dan nyeri jangka panjang di mana bekuan tersebut terjadi. Gejala ini, dikenal sebagai sindrom pasca-trombotik, kadang-kadang muncul bahkan setahun setelah bekuan darah.  
Mencegah DVT: Latihan
Menjadi aktif meningkatkan aliran darah Anda, mencegahnya tergenang dan pembekuan. Melatih otot-otot kaki bagian bawah khususnya dapat membantu mencegah DVT. Bila Anda tidak aktif - di meja Anda, misalnya - mengambil masa istirahat untuk meregangkan kaki Anda. Bangunlah dan berjalan-jalan jika Anda bisa. Sering latihan juga mengurangi risiko obesitas, yang berkontribusi terhadap risiko DVT.
Mencegah DVT: Tips Perjalanan
Bila bepergian selama lebih dari empat jam, hindarilah pakaian yang ketat dan minum banyak air. Bangunlah dan berjalan-jalan paling tidak setiap dua - tiga jam. Jika Anda harus tetap tinggal di tempat duduk Anda, temukan cara untuk menjaga kaki tetap aktif. Cobalah mengepal dan melepaskan otot-otot kaki Anda atau mengangkat dan menurunkan tumit dengan jari-jari kaki di lantai. Dan pastikan untuk banyak melakukan tamasya dengan berjalan kaki ketika Anda tiba.

Artikel bersumber dari:
http://www.ahliwasir.com/products/501/0/Deep-Vein-Thrombosis-DVT/

Perjalanan Hidup dengan AIHA Part VIII

Posted by my blog is my life on Tuesday, April 28, 2015 with No comments
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Lanjut lagi ke postingan perjalanan hidup dengan AIHA part VIII. Setelah sekian lama tidak memposting lanjutan dari kisahku karena kondisi yang agak-agak drop.
Cuplikan dari kisah kemarin “ Setelah ujian masih ada kegiatan yang menantiku di semester 6. KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang kembali hampir membuatku tidak sanggup lagi untuk melanjutkan kuliah. Tapi semua keluargaku selalu memotivasiku untuk tetap semangat.

Juli 2013-Agustus 2013
            Alhamdulillah Allah memang selalu baik kepadaku. KKN masih akan diadakan pada bulan September 2013. Sehingga setelah melakukan UAS aku masih ada ada waktu untuk istirahat dan mempersiapkan kondisi untuk mengikuti KKN walaupun sebenarnya aku sudah hilang semangat untuk mengikuti kegiatan ini karena aku merasakan kondisiku yang selalu lemah dan kelelahan. Saat itu aku masih mengkonsumsi methylprednisolone 4mg selang seling dan obat-obat lainnya seperti cavit D3 dan folavit.
Melakukan Tes Imunologi/Serologi (TSH Sensitif ELFA)
Methylprednisolon juga aku minum selang-seling dengan dosis 4mg. Menurutku itu adalah suatu pencapaian dosis terbaik dalam hidupku. Tapi keluhan-keluhanku masih tetap sama. Tulang-tulang masih sering sakit, badan juga masih sering panas, punggung selalu sakit jika dibuat duduk terlalu lama. Awal Juli 2013 saat kontrol dokter memberikan pengantar tes Imunologi/Serologi (TSH Sensitif ELFA) dan hasilnya masih normal.
Setelah melakukan tes-tes tersebut aku memutuskan untuk pasrah dengan keadaanku. Walaupun terkadang aku merasa sangat down dan merasa sangat sedih dengan kondisiku yang mengalami kelelahan yang berlebihan dan selalu capek dn capek. Aku berusaha untuk menjalani aktifitasku sesuai dengan kemampuanku. aku sudah tak mau lagi memaksakan diriku.
Akhir agustus 2013 kembali kontrol dengan hb 9,7 trombosit 144ribu
Awal September kegiatan KKN dimulai dan aku berusaha untuk mengikuti kegiatan itu sesuai dengan kemampuanku. Walaupun saat kegiatan ini berlangsung aku merasa begitu berbeda dengan teman-teman baruku. Teman-teman kelompok KKN adalah teman-temanku yang baru yang baru mengenal aku dan tidak tahu dengan kondisiku. Terkadang aku merasa agak kesulitan beradaptasi dan menjelaskan keadaanku. Sempat ingin mengundurkan diri juga dari kegitan KKN. Tapi Alhamdulillah lagi-lagi Allah mengirimkan bantuan melalui teman masa kecilku yang lebih tau tentang kondisiku sehingga teman-teman kelompok KKN bisa memaklumi dan memahami keadaanku. Sebenarnya ini adalah salah satu kesulitan untuk berbaur dengan orang-orang baru yang belum tau keadaanku. Apalagi masa-masa itu kondisiku drop dan aku sudah kehilangan semangat untuk bertahan.
Tapi Alhamdulillah aku mampu melewati masa sebulan KKN sampai awal Oktober dan jadwal untuk kontrol tiba. Awal oktober hb masih tetap 9,7 trombosit ada peningkatan 156ribu. Aku mulai bisa bernafas lega dan beristirahat dengan tenang setelah kegiatan di semester 6 mampu aku lalui walaupun dengan hasil yang masih belum maksimal.
Pertengahan November kontrol dengan hb 10,2 trombosit 206ribu kondisi yang baik menurutku. Ditambah lagi dengan hasil hapusan darah yang normal membuatku merasa lega. Kondisiku perlahan-lahan mulai membaik.
Akhir Desember 2013 hb mengalami sedikit penurunan menjadi 10,0 dan trombosit 208ribu. Aku sudah bisa mengontrol diriku sendiriku. Aku mulai berdamai dengan keadaanku. Aku ingin bangkit lagi untuk memperjuangkan kuliahku. Aku akan istirahat jika aku merasa lelah. Aku tidak akan lagi memaksakan diriku untuk seperti teman-temanku yang lain. Aku mulai menyesuaikan aktifitas yang mampu aku lakukan dengan kekuatan tubuhku. Karena perjalananku masih panjang. Aku berniat akan menyelesaikan kuliahku sampai aku memperoleh gelar sarjana.

Tetap Semangat kawan \^_^/ Klik untuk Lanjut part IX