Assalamualaikum sahabat^_^ lanjut lagi ke perjalanan kisahku dengan AIHA yang selalu setia mendampingiku. Semoga kisahku ini bermanfaat untuk sahabat semuanya dimanapun kalian berada. Tetap semangat ya\^_^/...
Hasil
endoskopi ternyata?
Setelah
sebelumnya dokter merasa kebingungan saat melihat aku mengeluh kesakitan saat
rasa sakit itu kambuh, sampai-sampai dokter menyuruh Ibuku untuk mengompres
perutku dengan air hangat. Dan rasa sakit di perutku itu tak kunjung mereda.
Dan begitu juga ketika sudah diberi antinyeri hanya sebentar saja bereaksi tapi
kalau sudah habis obatnya maka akan sangat-sangat terasa sakit sekali. Bahkan
saking bingungnya dokter pernah menyarankan untuk kerokan dengan balsem saja.
Saat itu agak lucu juga saat dokter menyuruh Ibuku ngeroki pinggangku yang memang saat itu rasa sakit pada lambungku sampai tembus ke pinggang. Dan tidak juga ada perubahan. Hingga akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan endoskopi pada lambungku.
Saat itu agak lucu juga saat dokter menyuruh Ibuku ngeroki pinggangku yang memang saat itu rasa sakit pada lambungku sampai tembus ke pinggang. Dan tidak juga ada perubahan. Hingga akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan endoskopi pada lambungku.
Dan
hasilnya ada luka di lambung. Tepatnya di daerah tukak lambung. Pantas saja
rasa sakitnya begitu menyiksa. Dimasuki makanan saja sakitnya luar biasa. Tapi
kalau tidak makan tubuhku akan terasa lemah dan kepalaku juga rasanya sangat
sakit. Ditambah lagi dengan obat yang harus aku konsumsi menambah parah rasa
sakit dalam lambungku. Luka di luar tubuh saja ketika belum mongering terkena
goresan sakitnya bukan main. Apalagi ini di dalam lambung. Memang inilah salah
satu efek yang harus aku terima ketika aku mengkonsumsi MethylPrednisolon (MP)
dalam dosis tinggi. Inilah yang harus aku jalani karena memang untuk mengobati
anemia hemolitik yang aku derita.
Padahal
saat mengkonsumsi MP dokter sudah memberiku obat pelindung lambung agar tidak
terjadi luka di lambung atau terasa mual saat minum obat itu, apalagi aku
memiliki riwayat sakit typus yang tentunya lambungku juga agak sensitif. Tapi
ternyata obat pelindung lambung masih belum cukup kuat untuk melindungi dari
luka tukak lambung. Setelah mengetahui seperti itu dokter kembali memberiku
obat untuk pereda nyeri pada lambung yang tidak hanya aku minum secara oral
tapi juga ada obat yang dimasukkan lewat pintu
belakang J
Dan aku tidak boleh makan nasi. Tapi makan bubur halus.
Setelah
kondisiku mulai membaik aku masih tetap makan bubur tapi sudah agak yang kasar.
Saat itu bubur favoritku bubur putih kemudian dikasih kuah air gula merah.
Setiap hari makananku seperti itu. Ini rasanya sangat lezat menurutku
dibandingkan harus makan bubur halus dengan kecap. Pernahkah kalian makan bubur
halus dengan campuran kecap? Bersyukurlah kalau belumJ
karena rasanya sungguh tidak enak sama sekali. Dulu aku pernah selama opname di
rumah sakit dokter menyuruhku makan bubur halus dengan kecap. Untuk mengecek
BABku apakah warna coklatnya pengaruh dari makanan atau memang ada pendarahan
di dalam sehingga menyebabkan warna BAB menjadi coklat. Karena saat itu
penyakitku belum terdeteksi. Dan setiap selesai tranfusi darah, Hb ku naik
sebentar dan beberapa saat kemudian Hb turun lagi. Saat itu dokter belum bisa
menyatakan bahwa aku terkena anemia hemolitik.
Ketika
nyeri pada lambungku berangsur-angsur sembuh aku mulai makan nasi lemes dengan
sayur yang tentunya dengan rasa yang hanya asin dan gurih. Tapi aku sangat
bersyukur pada Allah telah sembuh dari nyeri lambung yang sungguh sangat
menyiksaku. Perlahan-lahan dokter mulai mengurangi dosis MP yang harus aku
minum saat itu aku lupa berapa kali dalam sehari dan dari 48mg menjadi berapa
mg. Aku lupa L
. Inilah sebenarnya kenapa aku tidak boleh telat makan dan harus membawa bekal
makanan saat aku sekolah. Dan aku juga tidak boleh makan makanan sembarangan.
Kadang aku juga malu setiap kali bawa bekal ke sekolah. Ada yang bilang aku
seperti anak TK lah aku seperti anak kecil lah, aku anak mama lah. Terkadang
perkataan mereka itu membuatku minder dan malu. Tapi aku selalu mengingat saat
aku sakit pada lambungku sehingga aku anggap kata-kata mereka sebagai angin
yang berhembus sajaJ
Awal
masuk SMA tiba-tiba kondisi drop, dan seperti biasa opname lagi
Moonface masih tetap melekat padaku sampai kelas 1
SMA.
Foto kenangan saat kelas 1 SMA
Sampai
akhirnya aku diopname lagi dan aku merasa putus asa untuk melanjutkan
pengobatan dengan MP. Terlalu banyak keluhan-keluhan yang aku rasakan sejak aku
mengkonsumsi MP. Memang penyakit darahku sedikit-sedikit bisa teratasi dan
jarang kambuh. Tapi efek dari obat ini membuatku tidak percaya diri menjalani
hidup ini.
Saat
itu kondisiku kembali melemah saat kelas 1 SMA. Seingatku saat itu Hb dan
trombositku rendah dan dokter menyarankan agar aku segera diopname saja. Agar
tidak lemas dan bisa beristirahat dulu. Saat itu keluhanku memang aku selalu
merasa lemas pada tulang-tulangku. Dan kadang aku juga merasa sesak nafas
walaupun tidak sering. Dan saat opname aku sempat dioksigen semalam karena aku
merasa sulit nafas. Aku mulai merasakan lelah pada saat itu. Aku capek
diopname, aku semakin merasa lemas ketika diopname. Ketemu jarum suntik, ketemu
obat, makanan dari rumah sakit yang aku sudah mulai merasa bosan. Aku ingin
sembuh seperti dulu. Saat diopname aku juga mengalami keluhan pada lambung.
Perutku selalu mual dan selalu mual. Padahal dokter sudah memberiku obat untuk
lambung tapi mual itu selalu menyertaiku.
Sekitar
bulan Januari-Februari kondisiku melemah dan kembali aku harus meninggalkan
sekolahku untuk sementara waktu untuk opname dan pemulihan kondisi. Saat itu
aku mulai mengkonsumsi MP 12mg diminum 3 kali 1 sehari. Walaupun begitu
moonface masih setia padaku. Aku mulai tidak semangat menjalani pengobatan. Aku
ingin sekolah dan bisa rajin masuk seperti teman-temanku yang lain.
Nilai-nilaiku di kelas 1 SMA menjadi sangat anjlok sejak aku sakit. Karena aku
sering ijin dan ketinggalan pelajaran. Aku mulai bosan minum obat.
Awal
semester 2 aku sudah minum MP dengan dosis 4mg. Saat itu aku sudah sangat malas
berobat ke rumah sakit. Dan entah kenapa kondisiku tidak sekuat dulu lagi saat
aku kelas 3 SMP. Saat kelas 1 SMA aku selalu merasa mual sehingga aku jadi
malas untuk makan dan aku merasakan tubuhku selalu lemas dan lemah. Akhirnya
aku meminta Ibuku untuk membawaku ke pengobatan alternatif. Yang kebetulan saat
itu ada informasi pengobatan alternatif di Nganjuk.
Pengobatan
alternative hanya bertahan mulai 2007-2009
Aku
sudah benar-benar bosan mengkonsumsi obat. Yang lama kelamaan aku merasakan
lemas selalu pada tubuhku, aku juga mulai merasakan badanku sering sakit semua.
Saat bangun tidur aku tidak merasa segar sama sekali tapi aku merasakan lemas
dan tubuhku rasanya sakit semua. Punggungku juga sering terasa sakit, saat
bangun tidur. Dan yang membuatku merasa putus asa adalah rasa lemah dan lemas
yang selalu aku rasakan pada tubuhku. Ditambah lagi saat selesai sarapan aku
selalu merasa sangat mual yang benar-benar mual. Kadang saat sudah siap untuk
berangkat sekolah tiba-tiba aku merasakan mual yang amat sangat kadang sampai
badanku panas. Sering sekali seperti itu.
Akhirnya
aku bertekad untuk berobat ke Nganjuk.
Alhamdulillah
setelah berobat ke alternatif perlahan aku mulai menunjukkan tanda-tanda
membaik. Kondisiku mulai tidak melemah. Aku juga merasa lebih bertenaga
daripada sebelum-sebelumnya. Perutku juga perlahan mulai tidak mual lagi.
Sebelumnya setiap pagi aku selalu merasa panas pada perutku bagian atas dan
juga mual. Dan perlahan itu mulai membaik. Setelah minum ramuan tradisional
dari Nganjuk yang berasal dari daun-daunan. Dan ternyata yang namanya obat
dimana-dimana itu juga rasanya pahiiit dan gak enak. Ramuan tradisional ini pun
juga rasanya sangat-sangat pahit dan sungguh aku tak mampu menggambarkan
rasanya. Terdiri dari daun suroh, akar sladri dan bawang yang diblender
dijadikan jus. Tapi aku hanya minum 3 sendok saja. Karena memang efek yang
ditimbulkan juga luar biasa. Jika tidak kuat bisa sampai pingsan. Dan saat itu
karena kondisiku sedang parah-parahnya jadi hanya 3 sendok yang aku minum. Itu
pun aku agak merasa mbliyeng.
Alhamdulillah
karena pengobatan alternatif itu aku bisa sedikit-sedikit lepas obat dari
dokter. Aku mulai tidak meminum Methylprednisolon, walaupun sempat berat juga
untuk tidak meminumnya. Karena dulu dokter sudah memperingatkan untuk tidak
langsung berhenti tidak minum MP tapi harus bertahap dengan dosis rendah sampai
akhirnya bisa lepas. Tapi saat itu sudah diyakinkan dengan pengobatan
alternatif dan diganti dengan memakan telur setengah mateng dicampur dengan
kecap. Daaan kalian tau rasanya bagaimana? Tidak enak lagiL
hiks hiks hiks. Tapi aku tetap memakannya karena itu adalah terapi untuk
menaikkan trombosit.
Tapi
Alhamdulillah pengobatan alternatif bisa memulihkan kondisiku kembali.
Lambungku perlahan-lahan mulai membaik. Dan tidak mual-mual. Aku juga sudah
tidak mengkonsumsi obat dari dokter sama sekali. Aku merasa aku sudah menjadi
manusia yang normal kembali. Dan aku merasa aku sudah sembuhJ
Dan ini bertahan dari aku kelas 2 SMA sampai aku kelas 3 SMA. Di kelas 2 SMA
aku mulai bisa mengikuti pembelajaran di sekolah dengan lancar. Aku mulai
menjadi bintang kelas lagi. Walaupun saat itu aku masuk di kelas IPS tapi
semangatku untuk belajar tidak pernah surut. Aku mulai bangkit kembali. Dan
selalu menjadi yang terbaik dalam setiap nilai pelajaran. Juara ranking 1
paralel dari selalu aku peroleh. Kegiatan olimpiade Ekonomi di Kabupaten juga
aku ikuti dan berhasil sampai ke tingkat Propinsi yang diadakan di Surabaya
saat itu.
Aku
benar-benar bersinar saat itu. Moonface sudah tidak ada lagi dalam kamus
hidupku. Wajahku sudah mulai normal seperti aku yang dulu.
Perubahan wajah saat mulai mengkonsumsi MethylPrednisolon dan tidak mengkonsumsi MethylPrednisolon
Tapi
aku masih tetap harus menjaga lambungku agar tidak sakit lagi. Walaupun aku
sudah tak mengkonsumsi obat dokter tapi bukan berarti saat itu aku sembuh
total. Aku masih tetap makan makanan yang hanya diperbolehkan saja. Aku juga
masih tetap membawa bekal ke sekolah. Dan aku juga masih belum bisa ikut
olahraga. Kadang sesuatu yang membuatku terlihat berbeda dengan teman-temanku
selalu aku benci. Aku sangat ingin mengikuti olahraga. Tapi kondisiku memang
tidak bisa dan aku selalu duduk menyendiri saat teman-teman berolahraga. Saat
itu perasaanku pun sama seperti saat kelas 3 SMP sedih dan kadang merasa
nelangsa. Intinya aku masih belum bisa melakukan kerja berat dan tidak boleh
kecapekan ataupun kelelahan. Ini bertahan sampai aku berhasil lulus SMA tahun
2009.
Waktu
liburan setelah hari kelulusan
Alhamdulillah
saat liburan aku berkunjung ke Malang untuk menghadiri acara wisuda kakakku dan
sekalian jalan-jalan untuk liburan. Aku begitu menikmati liburanku kali ini. Aku
merasa sangat bebas, lulus dari SMA dan langsung ketrima ke perguruan tinggi
negeri lewat jalur PMDK pada waktu itu. Aku sempatkan jalan-jalan ke air terjun
di daerah Batu. Aku begitu senang saat itu capek pun aku sama sekali tak
merasakannya. Aku berjalan tanpa rasa lelah dan penuh dengan kegembiraan
masa-masa jalan-jalan bareng keluarga.
Sehari
setelah pulang dari Malang. Aku merasakan badanku sangat lelah dan capek.
kepalaku juga terasa pusing. Saat itu aku rasanya tak kuat bangun dari tidur.
Selain masih ngantuk juga masih capek. Tapi aku paksakan untuk bangun karena
aku saat itu belum sarapan. Dan inilah awal mula Anemia Hemolitik kembali
terbangun dari tidur panjangnya.
Tiba-tiba
mimisan
Saat
itu aku memang tidak merasakan pusing, hanya saja badanku terasa lelah sekali
setelah pulang dari jalan-jalan. Punggungku juga menjadi sering sakit saat aku
gunakan untuk duduk. Saat aku sedang menghibur diri dengan main game di komputer
tiba-tiba saja aku merasakan pusing yang rasanya seperti dipukul palu. Dan
tiba-tiba saja aku mengalami mimisan. Padahal selama aku sakit aku tidak pernah
mengalami pendarahan baik itu mimisan atau pendarahan yang lain. Itu membuat
Ibuku panik lagi. Tapi saat itu aku memang tak ada keluhan mual atau lemes yang
berlebihan. Sehingga aku tidak minta opname atau datang ke rumah sakit. Karena
di awal aku sudah bilang kalau aku sudah tidak ingin lagi minum obat.
Tapi
setelah 10 menit, darah yang keluar dari hidungku tidak kunjung berhenti.
Akhirnya Ibuku menelpon dokter untuk menceritakan kondisiku saat ini. Tapi saat
itu dokter yang menanganiku sudah pindah sehingga Ibuku menelpon dokter
penggantinya. Saat itu Ibuku diberi resep obat untuk yang berfungsi untuk
menghentikan pendarahan. Dan mau tidak mau aku harus meminum obat tersebut
kalau tak ingin darahku habis. Sesuai saran dokter, jika selama 30 menit
mimisanku tak kunjung berhenti maka sebaiknya aku dibawa saja ke rumah sakit.
Dan ternyata apa yang terjadi setelah 30 menit itu?
Tunggu
kelanjutan kisahku pada postingan selanjutnya^_^ klik disini untuk lanjut part IV
Kenapa tidak mencoba lagi pengobatan alternatif tersebut di cerita part selanjutnya....
ReplyDeleteKalo pkk obt alternatif brrti hrus lepas obat. Resikonya kalo lepas obat kalo kambuh pengobatn kmbali dari awal lg.
DeleteObt alterntf cm bs brthn slm 2th. Stlh it kondisi jd ngedrop. Obt altrntf berfngsi mringnkn sakit pada lmbung. Kalo untuk autoimunnya sndiri blm bisa^_^
Akun facebooknya apa mba spy bisa sharing sesama aiha
DeleteSilahkan kunjungi facebook saya dg nama Isnaini Nur Chasanah. . Boleh juga follow twitter @isnaini_nc atau IG @isnaini_nc. . Mari qt sharing sesama penderita Aiha ^_^ tetep semangat yaaaa
Delete