Saturday 16 February 2019

2019 menjadi awal yang baru LAGI

Posted by my blog is my life on Saturday, February 16, 2019 with No comments
Assalamualaikum teman-teman. . Lama sekali rasanya aku tidak menulis blog lagi. sudah hampir kurang lebih 2 tahun sejak aku menikah. sebenarnya banyak sekali kejadian-kejadian yang ingin aku ceritakan berkaitan dengan lupus, aiha dan aps. yang sudah berhasil mengoyak-ngoyak tubuhku dan menghancurkan kebahagiaanku.

3 tahun menikah 3 kali juga aku hamil. Dan kehamilanku yang ketiga ini juga gagal lagi. Penyebabnya lagi-lagi karena lupus.

Di usia kehamilanku yang ke enam bulan aku mengalami bengkak di kaki di wajah dan tangan. Kejadian itu pada tanggal 25 desember 2019.
Aku sudah tidak kuat lagi. Saat pagi hari saat aku bangun aku merasakan pusing yang teramat sangat. seminggu sebelumnya aku juga merasakan sakit pada pundak ku seperti orang tengengen atau posisi salah tidur. Biasanya 3 hari sembuh tapi ini tidak. Seminggu sudah tapi sama sekali tidak ada perubahan.
Akhirnya suamiku membawaku ke rumah sakit.
Langsung ke igd. Disana aku langsung mendapatkan penanganan. Dan ternyata tensi darah ku sangat tinggi. Sampai 200 lebih. Dokter langsung membawaku ke igd lantai 2 ruang VK namanya.
Dan aku sangat benci ruangan ini.

Mendengar kondisiku dokter langsung bergerak cepat.
Aku diusg, diminumi obat darah tinggi, diinfus, dipasang kateter dan terakhir aku diberi obat anti kejang.
Usg pertama sat aku belum ada tindakan apa-apa. bayiku sehat. Detak jantungnya normal. Tapi aku. Aku yang masih belum stabil. Darahku tensi nya masih sangat tnggi dan dokter memberiku obat anti kejang yang membuat aku lemas tak berdaya. Aku juga sempat ingin tak sadar. Entahlah obat anti kejang saat masuk ke tubuhku rasanya panas. aku lemas, aku muntah. Dan aku rasanya ingin tidur. Sampai akhirnya aku harus dipakaikan oksigen.
Setelah mendapatkan obat anti kejang. Aku di usg lagi. Dan ternyata bayiku juga ikut lemas. Djj bayiku melemah. Dan aku sudah tak mampu untuk berkata-kata. Karena kondisiku saat itu juga lemah.

Semua keputusan aku serahkan pada suamiku. aku sudah tidak bisa berpikir lagi.

Dan memang benar. Aku merasa dokter sama sekali tidak berusaha menyelamatkan bayiku. Semua fokus padaku. Semua fokus menormalkan tensi darahku yang tinggi sementara denyut nadiku semakin lemah.
Berbagai alat dipasang di tubuhku. Ada yang di dada dan tangan. Monitor terus dipantau. Dan tensi darahku masih sangat tinggi.
Saat itu aku hanya bisa pasrah. Dan ingin cepat-cepat sembuh dan menanyakan kenapa bayiku dibiarkan meninggal? Kenapa tidak coba untuk diselamatkan? Selalu itu yang terngiang2 dalam fikiranku.
Saat kondisiku sudah mulai membaik suamiku diijinkan untuk masuk ke ruangan. Aku menanyakan kenapa bayiku dibiarkan meninggal di dalam kandungan. Suamiku berkata bahwa dokter memberikan 2 pilihan yang sulit. Pertama menyelamatkan ibunya Insyaa Allah ada kemungkinan besar selamat dan kedua menyelamatkan bayinya tapi resikonya pada ibunya. Tensi ibunya bisa2 sampai 300 dan pembuluh darahnya pecah. Tapi bayinya juga tidak bisa menjamin akan bertahan. Karena usianya baru 6 bulan.

Dan suamiku memilih aku.

Ingin rasanya air mata ini keluar. Tapi sudah tak bisa. Aku sama sekali tidak menangis di luar. Tapi hatiku menangis. Kenapa terjadi seperti ini lagi?

Aku gagal untuk yang ketiga kalinya.


0 comments:

Post a Comment