Thursday 22 April 2021

Kehamilan 1 dengan AIHA, Lupus dan APS

Posted by my blog is my life on Thursday, April 22, 2021 with No comments

Dokter menyimpulkan kalau bayiku sudah meninggal di kandungan.

Nangis? Sudah tidak bisa. Sedih? Sudah pasti. Perasaanku saat itu campur aduk. Sedih, kecewa, gelisah, ingin menangis, ingin teriak. Kenapa? Kenapa? Antara percaya dan tidak percaya. Salah satu penyebabnya bisa karena herpes zooster. Bayiku merasakan panas di dalam. Penyebab lainnya bisa karena penyakit SLE (Lupus) yang aku idap. Begitu penjelasan dokter.

Keesokan harinya aku mencoba periksa ke dokter kandungan lain. Dan hasilnya sama. Bayiku sudah meninggal di dalam. Kepalanya sudah bengkak. Kemungkinan sekitar 3 atau 4 harian meninggal nya. Penyebab nya juga sama. Kemungkinan karena SLE,APS (Pengentalan darah) dan herpes zooster. 

Masih antara percaya tidak percaya. Aku memutuskan untuk kembali ke rumah sakit awal untuk rawat inap dan melahirkan bayiku. Proses melahirkannya sama seperti orang melahirkan pada umumnya. Tapi ini bedanya kontraksi perutnya dipaksa.

Aku disuntik obat perangsang, diminumi obat dan dimasuki obat perangsang melalui jalan lahir. Dan itu rasanya tidak nyaman sekali.

Perlahan-lahan aku merasakan sakit di perut seperti mules. Lama-lama semakin sering dan semakin kuat sakitnya. Dan aku merasa tidak kuat rasanya. Semakin sakit perutku mulai keluar cairan ketuban. Dan akhirnya seperti ada air yang pecah didalam. Alhamdulillah bayiku segera akan keluar.

Perawat bergegas menyiapkan ruang bersalin. Aku mengejan seperti layaknya orang melahirkan. Karena aku memang melahirkan. Tapi bedanya bayiku sudah meninggal di dalam. Itu membuat hatiku merasa remuk redam. Aku tak akan mendengar tangisan bayiku, aku tak akan bisa memeluk dan mencium bayiku. Bayiku sudah tiada.

Ketika Herpes zoster mengikuti part 2 (kehamilan 1)

Posted by my blog is my life on Thursday, April 22, 2021 with No comments

Akhirnya aku memutuskan untuk pulang saja ke rumah. Setelah mendapatkan penjelasan dari perawat.

Kalau masuk ruang isolasi malah beresiko dan penanganannya sama saja. Disuntik anti nyeri dikasih obat untuk herpesnya. Dan semua itu bisa dilakukan di rumah. Kalau di ruang isolasi malah kasihan. Keluarga juga gak bisa nemenin. Banyak penyakit yang berbahaya dari pasien-pasien lain.

Intinya adalah harus sabar.

Dan aku sebulan penuh merasakan kesakitan yang luar biasa dari herpes zoster ini. Tiap malam selalu menangis merasakan ngilu di tulang, nyeri, panas, gatal ya Allah.

Belum lagi merasakan mual karena hamil. Dan aku sedih harus mengajak bayiku merasakan herpes zooster ini.

Hari-hari aku jalani dan herpes zoster yang ada di lenganku semakin menakutkan. Aku sampai merinding kalau melihatnya.

Foto

Ya Allah sampai kapan aku harus mengalami ini semua.

Tidak sampai disitu saja. Bahkan saat mulai mengering menyebabkan gatal yang luar biasa. Rasanya aku ingin memnggaruk-garuknya. Tapi semua itu tak boleh aku lakukan. Karena khawatir terkena infeksi. Rasaya gatal dan nyeri sekali.

Lagi-lagi suami dan ibuku aku buat tak tidur untuk waktu yang lama untuk mengelus-ngelusku.

Foto ketika mengering

Perjalanan hamil dengan herpes zooster ini berlangsung selama 2 bulan.

Dari hamil 3 bulan hingga masuk ke 5 bulan. Herpes zooster membuatku sangat tersiksa.

Saatnya kontrol ke poli kandungan tiba. Usia kandungan ku seharusnya memasuki usia 19 minggu. Dokter mulai melakukan USG. Berkali-berkali dokter bertanya padaku harusnya usia kandungan nya berapa. Karena bayiku usia nya tidak sama dengan kenyataannya. Dan saat mulai mencari detak jantungnya dokter dokter nampaknya kesulitan untuk menemukan denyut jantung bayiku. Aku tak mau berpikiran macam-macam. Karena aku yakin bayiku baik-baik saja. 

Sebenarnya apa yang terjadi pada bayiku?

Tunggu di part selanjutnya ya.