Tuesday 22 September 2015

Bersahabat dengan Autoimun

Posted by my blog is my life on Tuesday, September 22, 2015 with 4 comments
Divonis menderita suatu penyakit tertentu memang membuat kita merasa sedih dan frustasi. Ketakutan-ketakutan dan bayangan masa depan yang mengerikan perlahan-lahan akan muncul dan menghantui. Tapi, semua itu bukan akhir dari segalanya kawan. Masih dan selalu ada harapan untuk ‘membaik’ dari keadaan kita yang sekarang.
Awalnya memang akan sulit menerima kenyataan apabila kita menderita penyakit yang menurut dokter belum ada obat yang bisa menyembuhkan. Obat-obatan hanya bisa mencegah agar penyakit tidak memarak dan tidak meluas ke organ tubuh lainnya. Obat hanya bisa menghilangkan rasa sakit yang ditimbulkan tapi tidak bisa menyembuhkan rasa sakit itu.
Tapi yakin dan percayalah semua penyakit pasti ada obatnya. Allah memberikan penyakit pasti juga akan memberikan obat untuk penyakit itu. Tugas kita hanyalah sabar, ikhlas dan tawakkal kepada Allah agar kita senantiasa selalu diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi semua hal yang terjadi di kehidupan kita.
Salah satu penyakit yang sampai sekarang masih belum ada obat yang mampu menyembuhkannya adalah autoimun. Obat-obatan yang digunakan hanya berfungsi untuk menekan reaksi autoimun dan mencegah agar penyakit tidak menyebar dan menyerang organ tubuh lainnya.
Jika kalian atau anggota keluarga ada yang menderita salah satu jenis penyakit autoimun janganlah berkecil hati dan menganggap bahwa hidup kalian sudah berakhir. Autoimun bisa dikendalikan, asalkan kita mau sabar dan mau bersahabat dengan penyakit ini. Menderita penyakit autoimun bukan akhir dari segalanya, justru ini adalah awal perjuangan hidup yang sebenarnya.

            Dulu saya juga merasa tidak rela kalau saya divonis menderita suatu penyakit tertentu. Saya ingin seperti teman-teman saya yang lainnya dalam menjalani aktifitas tanpa ada keluhan-keluhan di dalam tubuh saya. Tapi semakin saya berusaha untuk menolak kenyataan saya menjadi semakin terpuruk. Saya selalu merasa menjadi orang yang tak berguna di dunia ini. Ada atau tidak ada saya di dunia ini sama saja. Ada atau tidak adanya saya di tengah-tengah keluarga menurut saya sama saja.
            Awalnya saya memang divonis menderita tipes dan liver. Saat itu saya masih bersemangat dalam menjalani kehidupan. Saya masih semangat untuk sekolah dan mengejar pelajaran yang tertinggal karena sering ijin tidak masuk. Saya merasa penyakit ini akan segera sembuh. Tapi semakin hari saya merasa kondisi saya tidak ada perubahan. Padahal saya sudah rajin kontrol, dan juga rajin minum obat liver juga. Tapi saya merasa tubuh saya masih tetap saja lemah, perut mual dan kepala pusing saat bangun tidur menjadi keluhan yang saya alami setiap hari. Saat pagi saya tidak pernah merasa segar. Selalu merasa tidak fit.
            Dan akhirnya setelah berobat kesana kemari. Barulah tau bahwa saya menderita anemia hemolitik yang akhirnya saya baru mengerti jelas kenapa bisa saya menderita penyakit anemia hemolitik ini. Penyebabnya adalah reaksi autoimun yang salah mengenali musuh dalam tubuh saya. Autoimun telah menghancurkan sel-sel darah merah yang ada dalam tubuh saya sehingga terjadi hemolysis dalam darah.
            Sebenarnya baru akhir-akhir ini saya bisa menerima kenyataan bahwa sakit ini belum bisa disembuhkan. Saat saya mengetahui bagaimana autoimun telah membuat tubuh saya menjadi lemah tak berdaya. Saat itu saya benar-benar tidak bisa menggambarkan bagaimana rasanya tubuh saya. Kambuhnya penyakit ini karena kurangnya kesadaran saya untuk mengendalikan dan mengontrol aktivitas yang saya lakukan dengan kekuatan tubuh saya sendiri.
            Saya tidak menghiraukan alarm tubuh yang telah memberikan kode bahwa saya harus istirahat. Bahkan saya juga terkadang tidak teratur minum obat. Karena merasa bahwa saya sudah sehat. Tapi itu semua salah. Dan ternyata akan memberikan dampak buruk pada tubuh.

            Seiring berjalannya waktu saya mulai sadar. Bahwa tidak menerima kenyataan akibat sakit yang diderita adalah hal yang sia-sia. Karena semua ini sudah ditentukan oleh Allah SWT. Allah memilih kita untuk memiliki penyakit ini, karena Allah tau bahwa kita bisa melewati semua ini. Dan perlahan-lahan saya mulai berdamai dengan sakit yang saya derita, dan mulai “bersahabat dengan penyakit” untuk lebih mengetahui bagaimana mengendalikan penyakit ini agar tidak memarak dan tidak kambuh lagi.

Beberapa cara untuk mengendalikan penyakit autoimun agar tidak sering kambuh:
-        Kenali alarm tubuh
-        Kontrol ke dokter dengan teratur
-        Nurut dengan apa yang disarankan oleh dokter
-        Minum obat sesuai dosis yang diberikan dokter dengan teratur
-        Selalu berpikiran positif dan tetap semangat menjalani hidup \^_^/