Friday 15 July 2016

Perjalanan Hidup dengan AIHA Season II (Ketika AIHA Berlanjut Menjadi APS Part III)

Posted by my blog is my life on Friday, July 15, 2016 with 3 comments

Maret 2016
Sampai di klinik.
Ibuku mulai daftar dan aku disuruh tes darah untuk mengetahui hb dan urine.
Sementara itu kakakku mengambil tes ACA IgG dan IgM dan D-dimer.
Giliranku dipanggil dokter tiba. Tes darah, tes urine, dan tes ACA sudah ada di tangan.
Dan langsung menunjukkan hasil tes nya. Lama sekali rupanya dokter melihat tes ACA. Dan akhirnya menyimpulkan bahwa aku terkena APS (Antiphospholipid Syndrome) aku sebenarnya tak merasa kaget mendengar itu semua. Karena aku memang sering sekali merasa kebas di tangan,ujung-ujung jari,di dada,perut,pipi,bibir dan di tempat-tempat tertentu. Dan itu juga sering sekali aku keluhkan pada dokter. Dan saat itu pun ibuku bilang kalau tanganku kebas dan sulit bicara. Dokter langsung kaget dan segera memeriksaku.

Dokter pun bilang kalau aku harus dirawat. Aku hanya pasrah mendengar ini semua. Itu berarti jarum infus, suntikan dan obat akan menemani hari-hariku. Akhirnya aku dirujuk ke rumah sakit PHC rumah sakit pelabuhan dengan ditangani dua dokter. Dokter spesialis hematologi dan dokter syaraf. Dokter hematologi untuk menangani AIHA dan APS sementara dokter syaraf untuk menangani stroke yang menyebabkan aku sulit bicara dan tanganku terasa kebas.

Sampai di rumah sakit dilakukan tes darah dan CT scan di bagian otak.
Hasilnya ada pengentalan darah di otak kiri yang menyebabkan bagian tubuhku yang sebelah kanan mengalami kebas.  Dan menyebabkan aku kehilangan konsentrasi dan sulit bicara. Inilah awal mula autoimun yang semula hanya menyarang  sel darah merah (AIHA) yang menyebabkan hemoglobin ku rendah sekarang bukan hanya hb yang diserang tapi darah juga menjadi mengental yang dikenal dengan sebutan APS (antiphospolipid syndrome).

APS kata-kata ini yang menurutku sangat mengerikan. Pengentalan darah. Jika pengentalan darah itu di otak akan menimbulkan stroke. Jika pengentalan darah itu terjadi di mata akan menyebabkan kebutaaan, jika pengentalan darah terjadi di telinga akan menyebabkan tuli. Aps yang semula hanya saya lihat di film "Assalamulaikum beijing" sekarang menjadi kenyataan di kehidupanku. Antiphospholipid Syndrome sebuah penyakit yang familiar di telinga saya karena penyakit ini adalah salah satu jenis penyakit autoimun yang tentunya sudah saya pahami. Tapi pemahaman saya hanya sebatas AIHA yang berkaitan dengan kandungan hemoglobin yang rendah.

Sedih sudah pasti saya rasakan. Karena  Aps membuat tubuh saya jadi lemah tak berdaya. Aps yang membuat tubuhku jadi tidak seimbang. Aps yang membuat tubuhku menjadi kaku. Aps yang membuat bicaraku seperti orang gagap. Aps yang membuat aku menjadi telmi.
Ooh andai aq bisa aq ingin menangis sejadi2nya. Tapi buat apa aq menangis?
Tak perlu menangis untuk menghadapi semua. Percuma juga menangis. Yang terpenting adalah bagaimana cara menumbuhkan semangat dalam diri yang mulai merapuh.

Selama 12 hari aq dirawat di rs selama itu pula aku terpuruk dalam keterpurukan. Sampai di rumah aku pun harus menyesuaikan kondisi. Aku masih sulit untuk menyesuaikan diri karena kekuatan tubuhku sudah tak lagi sama dengan biasanya. Mulai dari mandi yang kesulitan memegang gayung, bicara yang menjadi sangat sedikit-sedikit karena saat bicara banyak aku kesulitan merangkai kata. Aku jadi lebih banyak diam. Dan aku harus siap menghadapinya. Aku juga harus menjaga agar jangan sampai terjadi pengentalan darah lagi di dalam tubuhku. Karena 2 minggu lagi aku akan melangsungkan pernikahan. Dan kisah bahagiaku diawali dengan kisah yang menyedihkan. Tapi aku tetap bersyukur karena aku masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk menikah.
3 April 2016
Syukur Alhamdulillah acara pernikahan tetap berjalan lancar, walaupun kondisiku sedang lemah. Aku lebih bersyukur lagi karena suamiku mau menerima kondisiku yang seperti ini.

Kisahku akan masih tetap berlanjut. Kali ini bukan hanya AIHA yang akan menemani perjalanan hidupku. Bertambah lagi teman yang harus jadikan sahabat, APS dialah yang harus aku ajak berdamai agar tidak nakal lagi. Dan kali ini ada seseorang yang bersedia menemaniku menghadapi keistimewaan yang diberikan Allah kepadaku.

Tetap sabar dan ikhlas menghadapi cobaan dalam hidup, yakin dan percayalah semua akan indah pada waktunya. Karena sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan.