Thursday, 5 March 2015

Perjalanan Hidup dengan AIHA Part I

Posted by my blog is my life on Thursday, March 05, 2015 with No comments

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pada postingan kali ini aku akan berbagi kisah kepada kalian semua tentang penyakit yang menemaniku sepanjang perjalanan hidup. Banyak sekali liku-liku yang harus aku lalui akibat sakit ini. Bahkan untuk mendiagnosa dan menetapkan penyakit apa yang aku derita, dokter agaknya mengalami kesulitan. Sehingga aku harus bolak balik masuk rumah sakit dan diopname. Sampai akhirnya terungkap apa penyakit yang aku derita sebenarnya.

Awal masuk rumah sakit saat aku kelas 2 SMP (Karena typus)
Saat itu aku aktif-aktifnya sekolah dan mengikuti berbagai kegiatan sekolah. Sampai akhirnya kondisiku melemah dan aku terkena typus. Saat itu badanku sudah sangat lemas dan sempat tak sadarkan diri juga. Aku seperti tidur tapi aku tak ingat apa yang terjadi padaku saat itu.
Saat kelas 6 aku juga pernah terkena gejala typus tapi Alhamdulillah tidak sampai opname. Tapi saat kelas 2 SMP ini aku sudah tidak kuat dan memang harus diopname.
Saat itu aku sangat takut kalau diinfus. Itu adalah hal yang paling aku takuti sehingga pernah aku berniat separah-parahnya aku sakit tidak akan pernah mau diopname. Tapi kenyataan berkata lain. Karena bukan sekali itu saja aku akan diinfus tapi tahun-tahun berikutnya bahkan infus dan obat akan menjadi kebutuhanku.

Sempat disangka terkena penyakit liver
Tinggal di rumah sakit selama beberapa hari, kondisiku belum juga pulih. Saat itu BABku selalu berwarna coklat dan ada darahnya sedikit. Dan entah bagaimana warna urine ku saat itu aku belum begitu tahu. Saat itu aku memang benar-benar lemah. Dan dokter mendiagnosa bahwa selain typus aku juga terkena liver. Karena saat itu hasil tes darahku menunjukkan billirubin dan billidirek tinggi.
Semakin hari kondisiku semakin melemah. Aku belum membaik dan bahkan hasil tes darah menunjukkan kalau Hemoglobinku tinggal 4. Padahal nilai normal Hb untuk perempuan adalah 11-13. Pantas saja kalau saat itu aku benar-benar lemah. Akhirnya dokter menyarankan untuk tranfusi darah. Golongan darahku adalah A. Dan lagi-lagi ada saja kendala untuk memperoleh darah. Saat itu sepupuku yang membantu untuk mencarikan darah. Di PMI Lamongan sebenarnya ada darah golongan A. Tapi entah ada keistimewaan apa lagi dengan darahku sehingga tidak bisa mendapatkan secara langsung karena di Lamongan tidak ada alat yang digunakan untuk memisahkan entah memisahkan apanya sampai sekarang aku juga tidak tau. Dari Lamongan mencoba untuk ke PMI Gresik dan hasilnya pun sama. Hanya yang berhasil adalah di PMI Surabaya. Dan kata petugas PMI andaikan aku membutuhkan darah lagi, sebaiknya langsung menuju ke PMI Surabaya saja. Karena hanya di PMI Surabaya yang memiliki alat lengkap untuk memperoleh darah yang sesuai dengan darahku. Saat itu dokter menyarankan untuk mencari darah 4 kantong tapi hanya memperoleh 2 entah 3 aku juga lupa-lupa ingat. Karena saat itu aku setengah tidak sadar. Tapi Alhamdulillah setelah ditranfusi darah kondisiku berangsur-angsur membaik. Walaupun aku merasakan kalau badanku sudah tidak seperti dulu lagi saat sebelum sakit.
Setelah 9 hari diopname aku pun diperbolehkan untuk pulang. Tapi sebenarnya kondisiku saat itu masih lemah. Aku selalu merasa mual. Dan semua beranggapan ini semua karena sakit typus dan liver yang aku derita. Dan aku diperlakukan seperti penderita liver pada umumnya. Semakin banyak daftar makanan yang tidak boleh aku makan. Makanan yang mengandung minyak, makanan pedas, kecut dan makanan-makanan yang bisa memicu kambuhnya lambungku semuanya tidak boleh. Aku juga harus makan nasi halus yang membuatku ingin muntah saja ketika memakannya. Tapi apa boleh buat aku ingin sembuh dan aku tetap memakan makanan yang diperbolehkan saja.

Kontrol teratur tapi kondisi masih tetap lemah belum juga ada perkembangan membaik.
Setelah aku pulang dari opname aku masih selalu rutin kontrol kesehatan. Saat itu aku masih menyandang penderita typus dan liver. Karena belum juga menunjukkan perkembangan. Ibuku akhirnya membawaku ke RSUD Lamongan untuk kontrol ke dokter spesialis penyakit dalam. Dan pengobatan yang dilakukan masih sama yaitu pengobatan untuk typus dan liver. Karena setiap tes darah hasilnya menunjukkan kalau bilirubin dan billidirek masih tinggi. Aku pun harus minum obat liver yang selalu membuatku mual. Setiap hari saat pagi aku juga harus berjemur agar terkena sinar matahari, agar badanku tidak kuning. Karena saat itu mataku juga sudah menguning. Dan setiap hari aku harus mengontrol urine ku yang ternyata warnanya sangat coklat mirip dengan warna teh. Bahkan andai urine dan teh itu disandingkan akan sangat susah untuk membedakan. Saat itu aku sudah akan naik ke kelas 3 SMP.
Kontrol ke RSUD selalu rutin tiap 2 minggu sekali seingatku. Dan pertama kalinya aku opname lagi di RSUD saat itu Hb ku tinggal 5. Sudah bisa membayangkan bagaimana pucetnya aku saat itu. Akhirnya aku harus opname lagi. Dan lagi-lagi aku harus berhadapan dengan jarum suntik dan infus. Inilah awal dari perjalanan hidupku. Yang tidak akan terlepas dari yang namanya obat, jarum suntik, dan infus.

Tahun 2005
Aku opname di RSUD selama berhari-hari untuk memulihkan kondisiku yang semakin hari semakin melemah akibat Hb yang turun. Lagi-lagi aku harus ditransfusi darah. Aku sudah lupa habis berapa kantong darah saat itu. Tapi Hb ku memang mengalami peningkatan walaupun tidak bisa normal sampai 10 atau 11. Setelah beberapa hari dirawat. Aku diperbolehkan untuk pulang. Tapi setiap kali aku sampai rumah kondisiku kembali melemah lagi.
Selalu seperti itu. Opname lagi, transfusi lagi dan entah keluar darimana tiba-tiba darah itu selalu habis setelah beberapa hari. Aku tidak pernah mengalami pendarahan. Aku jarang mimisan. Tidak pernah ada darah yang keluar dari tubuhku. Hanya saja urine ku selalu berwarna coklat pekat seperti teh. Aku selalu memeriksa warna urine ku karena memang dokter menganjurkan seperti itu. Setiap bangun tidur aku diharuskan untuk melihat urine ku. Dan saat BAB pun aku juga disuruh mengecek. Dan memang agak kecoklatan warnanya.
Akhirnya dokter menyuruh untuk periksa USG perutku Dari bagian atas sampai bawah. Karena aku memang selalu mengeluh perutku mual dan kadang juga sakit. Dan itu berlangsung sangat lama sejak aku menderita typus dan liver dan belum ada perubahan. Kepalaku juga sangat sakit kalau sudah kambuh. Sampai aku tidak bisa membuka mata, karena jika aku membuka mataku aku akan merasa kesakitan yang luar biasa pada kepalaku dan ingin muntah. Saat melakukan USG pun dokter yang melakukan USG bertanya kenapa tidur terus. Padahal saat itu aku memang tidak bisa untuk membuka mata. Hasil dari USG menyimpulkan bahwa limpa ku mengalami pembesaran.

Pertama kali kenal dengan Anemia Hemolitik
Kemudian saat opname lagi entah sudah yang ke-berapa kalinya. Dokter yang menanganiku sudah tidak menganjurkan untuk transfusi lagi. Karena percuma. Setiap diisi darah pasti akan habis lagi. Akhirnya sampel darahku diambil oleh dokter dan dibawa ke Surabaya untuk dilakukan tes darah. Dokter sebenarnya agak mengalami kesulitan menyimpulkan sakit apa aku sebenarnya. Badanku selalu panas dikasih obat pereda panas tidak mempan sehingga setiap kali balik opname di rumah sakit keluhannya sama, badan panas tak kunjung turun walaupun sudah dikasih penurun panas, kepalaku yang selalu sakit sampai tak bisa membuka mata, perut yang selalu mual dan muntah kalau sudah semakin parah. Tidak ada pendarahan tapi setiap kali ditranfusi Hb hanya naik sebentar kemudian turun lagi.
Dibilang anemia tapi tidak kekurangan zat besi. Malah hasil darah menunjukkan kalau di dalam darahku ada kelebihan zat besi yang sangat banyak. Tapi kenapa Hb selalu turun. Dan akhirnya setelah melalui beberapa tes. Aku dinyatakan oleh dokter bahwa aku menderita penyakit Anemia Hemolitik.
Sekolahku menjadi sedikit terlantar. Saat awal masuk rumah sakit memang liburan kenaikan kelas. Dan sampai masuk tahun ajaran baru. Aku masih belum bisa sekolah. Karena setiap kali aku pulang dari rumah sakit. Kondisiku melemah dan aku harus balik lagi opname di rumah sakit. Aku ketinggalan sekolah selama 3 bulan. Waktu yang lumayan cukup lama untuk dibilang ketinggalan. Karena memang sudah sangat tertinggal.
Juli 2005-September 2005 itu adalah rentang waktu yang aku gunakan untuk bolak-balik opname di rumah sakit. Dan rentang waktu yang tidak bisa aku ikuti kegiatan belajar di sekolah. Tapi Alhamdulillah aku bisa mengejar ketinggalanku dengan teman-teman. Walaupun saat sekolah aku sering sekali ijin. Entah itu kontrol, entah saat itu tiba-tiba kondisiku melemah. Dan pernah juga saat itu aku mengalami sakit pada punggungku sampai dadaku merasa sesak. Tapi masih bisa menyelesaikan sekolah sampai ujian akhir. Alhamdulillah lulus kelas 3 SMP tahun 2006.

0 comments:

Post a Comment