Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pada
postingan kali ini aku akan berbagi kisah kepada kalian semua tentang penyakit
yang menemaniku sepanjang perjalanan hidup. Banyak sekali liku-liku yang harus
aku lalui akibat sakit ini. Bahkan untuk mendiagnosa dan menetapkan penyakit
apa yang aku derita, dokter agaknya mengalami kesulitan. Sehingga aku harus
bolak balik masuk rumah sakit dan diopname. Sampai akhirnya terungkap apa
penyakit yang aku derita sebenarnya.
Awal
masuk rumah sakit saat aku kelas 2 SMP (Karena typus)
Saat
itu aku aktif-aktifnya sekolah dan mengikuti berbagai kegiatan sekolah. Sampai
akhirnya kondisiku melemah dan aku terkena typus. Saat itu badanku sudah sangat
lemas dan sempat tak sadarkan diri juga. Aku seperti tidur tapi aku tak ingat
apa yang terjadi padaku saat itu.
Saat
kelas 6 aku juga pernah terkena gejala typus tapi Alhamdulillah tidak sampai
opname. Tapi saat kelas 2 SMP ini aku sudah tidak kuat dan memang harus
diopname.
Saat
itu aku sangat takut kalau diinfus. Itu adalah hal yang paling aku takuti
sehingga pernah aku berniat separah-parahnya aku sakit tidak akan pernah mau
diopname. Tapi kenyataan berkata lain. Karena bukan sekali itu saja aku akan
diinfus tapi tahun-tahun berikutnya bahkan infus dan obat akan menjadi
kebutuhanku.
Sempat
disangka terkena penyakit liver
Tinggal
di rumah sakit selama beberapa hari, kondisiku belum juga pulih. Saat itu BABku
selalu berwarna coklat dan ada darahnya sedikit. Dan entah bagaimana warna
urine ku saat itu aku belum begitu tahu. Saat itu aku memang benar-benar lemah.
Dan dokter mendiagnosa bahwa selain typus aku juga terkena liver. Karena saat
itu hasil tes darahku menunjukkan billirubin dan billidirek tinggi.
Semakin
hari kondisiku semakin melemah. Aku belum membaik dan bahkan hasil tes darah
menunjukkan kalau Hemoglobinku tinggal 4. Padahal nilai normal Hb untuk
perempuan adalah 11-13. Pantas saja kalau saat itu aku benar-benar lemah.
Akhirnya dokter menyarankan untuk tranfusi darah. Golongan darahku adalah A.
Dan lagi-lagi ada saja kendala untuk memperoleh darah. Saat itu sepupuku yang
membantu untuk mencarikan darah. Di PMI Lamongan sebenarnya ada darah golongan
A. Tapi entah ada keistimewaan apa lagi dengan darahku sehingga tidak bisa
mendapatkan secara langsung karena di Lamongan tidak ada alat yang digunakan
untuk memisahkan entah memisahkan apanya sampai sekarang aku juga tidak tau.
Dari Lamongan mencoba untuk ke PMI Gresik dan hasilnya pun sama. Hanya yang
berhasil adalah di PMI Surabaya. Dan kata petugas PMI andaikan aku membutuhkan
darah lagi, sebaiknya langsung menuju ke PMI Surabaya saja. Karena hanya di PMI
Surabaya yang memiliki alat lengkap untuk memperoleh darah yang sesuai dengan
darahku. Saat itu dokter menyarankan untuk mencari darah 4 kantong tapi hanya
memperoleh 2 entah 3 aku juga lupa-lupa ingat. Karena saat itu aku setengah
tidak sadar. Tapi Alhamdulillah setelah ditranfusi darah kondisiku
berangsur-angsur membaik. Walaupun aku merasakan kalau badanku sudah tidak
seperti dulu lagi saat sebelum sakit.
Setelah
9 hari diopname aku pun diperbolehkan untuk pulang. Tapi sebenarnya kondisiku
saat itu masih lemah. Aku selalu merasa mual. Dan semua beranggapan ini semua
karena sakit typus dan liver yang aku derita. Dan aku diperlakukan seperti
penderita liver pada umumnya. Semakin banyak daftar makanan yang tidak boleh
aku makan. Makanan yang mengandung minyak, makanan pedas, kecut dan
makanan-makanan yang bisa memicu kambuhnya lambungku semuanya tidak boleh. Aku
juga harus makan nasi halus yang membuatku ingin muntah saja ketika memakannya.
Tapi apa boleh buat aku ingin sembuh dan aku tetap memakan makanan yang
diperbolehkan saja.
Kontrol
teratur tapi kondisi masih tetap lemah belum juga ada perkembangan membaik.
Setelah
aku pulang dari opname aku masih selalu rutin kontrol kesehatan. Saat itu aku
masih menyandang penderita typus dan liver. Karena belum juga menunjukkan
perkembangan. Ibuku akhirnya membawaku ke RSUD Lamongan untuk kontrol ke dokter
spesialis penyakit dalam. Dan pengobatan yang dilakukan masih sama yaitu
pengobatan untuk typus dan liver. Karena setiap tes darah hasilnya menunjukkan
kalau bilirubin dan billidirek masih tinggi. Aku pun harus minum obat liver
yang selalu membuatku mual. Setiap hari saat pagi aku juga harus berjemur agar
terkena sinar matahari, agar badanku tidak kuning. Karena saat itu mataku juga
sudah menguning. Dan setiap hari aku harus mengontrol urine ku yang ternyata
warnanya sangat coklat mirip dengan warna teh. Bahkan andai urine dan teh itu
disandingkan akan sangat susah untuk membedakan. Saat itu aku sudah akan naik
ke kelas 3 SMP.
Kontrol
ke RSUD selalu rutin tiap 2 minggu sekali seingatku. Dan pertama kalinya aku
opname lagi di RSUD saat itu Hb ku tinggal 5. Sudah bisa membayangkan bagaimana
pucetnya aku saat itu. Akhirnya aku harus opname lagi. Dan lagi-lagi aku harus
berhadapan dengan jarum suntik dan infus. Inilah awal dari perjalanan hidupku.
Yang tidak akan terlepas dari yang namanya obat, jarum suntik, dan infus.
Tahun
2005
Aku
opname di RSUD selama berhari-hari untuk memulihkan kondisiku yang semakin hari
semakin melemah akibat Hb yang turun. Lagi-lagi aku harus ditransfusi darah.
Aku sudah lupa habis berapa kantong darah saat itu. Tapi Hb ku memang mengalami
peningkatan walaupun tidak bisa normal sampai 10 atau 11. Setelah beberapa hari
dirawat. Aku diperbolehkan untuk pulang. Tapi setiap kali aku sampai rumah
kondisiku kembali melemah lagi.
Selalu
seperti itu. Opname lagi, transfusi lagi dan entah keluar darimana tiba-tiba
darah itu selalu habis setelah beberapa hari. Aku tidak pernah mengalami pendarahan.
Aku jarang mimisan. Tidak pernah ada darah yang keluar dari tubuhku. Hanya saja
urine ku selalu berwarna coklat pekat seperti teh. Aku selalu memeriksa warna
urine ku karena memang dokter menganjurkan seperti itu. Setiap bangun tidur aku
diharuskan untuk melihat urine ku. Dan saat BAB pun aku juga disuruh mengecek.
Dan memang agak kecoklatan warnanya.
Akhirnya
dokter menyuruh untuk periksa USG perutku Dari bagian atas sampai bawah. Karena
aku memang selalu mengeluh perutku mual dan kadang juga sakit. Dan itu
berlangsung sangat lama sejak aku menderita typus dan liver dan belum ada
perubahan. Kepalaku juga sangat sakit kalau sudah kambuh. Sampai aku tidak bisa
membuka mata, karena jika aku membuka mataku aku akan merasa kesakitan yang
luar biasa pada kepalaku dan ingin muntah. Saat melakukan USG pun dokter yang
melakukan USG bertanya kenapa tidur terus. Padahal saat itu aku memang tidak
bisa untuk membuka mata. Hasil dari USG menyimpulkan bahwa limpa ku mengalami
pembesaran.
Pertama
kali kenal dengan Anemia Hemolitik
Kemudian
saat opname lagi entah sudah yang ke-berapa kalinya. Dokter yang menanganiku
sudah tidak menganjurkan untuk transfusi lagi. Karena percuma. Setiap diisi
darah pasti akan habis lagi. Akhirnya sampel darahku diambil oleh dokter dan
dibawa ke Surabaya untuk dilakukan tes darah. Dokter sebenarnya agak mengalami
kesulitan menyimpulkan sakit apa aku sebenarnya. Badanku selalu panas dikasih
obat pereda panas tidak mempan sehingga setiap kali balik opname di rumah sakit
keluhannya sama, badan panas tak kunjung turun walaupun sudah dikasih penurun
panas, kepalaku yang selalu sakit sampai tak bisa membuka mata, perut yang
selalu mual dan muntah kalau sudah semakin parah. Tidak ada pendarahan tapi
setiap kali ditranfusi Hb hanya naik sebentar kemudian turun lagi.
Dibilang
anemia tapi tidak kekurangan zat besi. Malah hasil darah menunjukkan kalau di
dalam darahku ada kelebihan zat besi yang sangat banyak. Tapi kenapa Hb selalu
turun. Dan akhirnya setelah melalui beberapa tes. Aku dinyatakan oleh dokter
bahwa aku menderita penyakit Anemia Hemolitik.
Sekolahku
menjadi sedikit terlantar. Saat awal masuk rumah sakit memang liburan kenaikan
kelas. Dan sampai masuk tahun ajaran baru. Aku masih belum bisa sekolah. Karena
setiap kali aku pulang dari rumah sakit. Kondisiku melemah dan aku harus balik
lagi opname di rumah sakit. Aku ketinggalan sekolah selama 3 bulan. Waktu yang
lumayan cukup lama untuk dibilang ketinggalan. Karena memang sudah sangat
tertinggal.
Juli
2005-September 2005 itu adalah rentang waktu yang aku
gunakan untuk bolak-balik opname di rumah sakit. Dan rentang waktu yang tidak
bisa aku ikuti kegiatan belajar di sekolah. Tapi Alhamdulillah aku bisa
mengejar ketinggalanku dengan teman-teman. Walaupun saat sekolah aku sering
sekali ijin. Entah itu kontrol, entah saat itu tiba-tiba kondisiku melemah. Dan
pernah juga saat itu aku mengalami sakit pada punggungku sampai dadaku merasa
sesak. Tapi masih bisa menyelesaikan sekolah sampai ujian akhir. Alhamdulillah lulus
kelas 3 SMP tahun 2006.
0 comments:
Post a Comment