Saturday, 21 March 2015

Perjalanan Hidup dengan AIHA Part V

Posted by my blog is my life on Saturday, March 21, 2015 with No comments
Assalamualaikum ^_^ Pada postingan lalu aku menceritakan kalau aku harus diopname lagi karena trombosit yang selalu rendah. Hanya sekitar 13.000 dan Hbku ternyata saat itu hanya 7, Total trombosit yang ditranfusikan sudah mencapai 8 kantong tapi hanya mengalami peningkatan sedikit kalau tidak salah hanya mencapai 66ribu atau berapa gitu ya aku agak-agak lupa. Yang pasti saat kembali ke rumah kondisiku masih belum 100% normal.

Setelah opname aku kembali rajin ke rumah sakit lagi untuk kontrol
Beberapa bulan kontrol kondisiku memang membaik. Cuma hasil tes darah sama sekali tidak mengalami peningkatan. Hasilnya datar. Hb belum bisa normal trombosit juga masih belum bisa normal. Dan dokter yang menanganiku saat itu mendiagnosa bahwa aku terkena ITP. Ini karena trombositku sangat rendah sehingga dokter menyebutnya ITP.

Saat itu gejala-gejala yang aku alami memang menunjukkan bahwa aku sering mengalami pendarahan. Aku jadi sering sekali mimisan. Dan yang paling tidak aku duga adalah setiap bangun tidur selalu keluar darah dari gusiku. Dan itu berbentuk gumpalan-gumpalan darah yang keluar dari sela-sela gigi. Kadang berhentinya keluar darah dari gusi itu sangat lama. Setiap dibersihkan muncul lagi dan begitu terus sampai terkadang aku capek untuk menunggu berhentinya darah yang keluar.

Badanku juga sering muncul memar. Seperti habis terbentur dan timbul gosong-gosong. Kadang aku juga mulai merasakan sakit semua di tulang-tulangku apalagi bagian persendian. Kadang di siku, kadang di lutut, pergelangan tangan maupun kaki. Kadang terasa sangat ngiluu yang teramat sangat pada tulang-tulangku. Ketika dipijat rasanya tidak mempan. Karena rasa ngilunya itu seperti di dalam tulang. Sehingga terkadang ibuku mengompres kakiku dengan air hangat. Pernah saat tengah malam aku merasakan ngilu yang teramat sangat pada kakiku, yang membuat perutku rasanya sangat kaku menahan rasa ngilu. Sudah dipijat, dioles balsem masih belum juga hilang rasa ngilunya. Dan saat dikompres dengan air hangat perlahan-lahan mulai reda rasa ngilu itu. Dan itu berlangsung sangat lama. Tidak heran kalau dokter mendiagnosa aku terkena ITP. Jujur aku merasa aneh dengan istilah itu. Aku mulai mencari tau tentang ITP dan mulai membaca artikel yang aku peroleh.


Akhirnya Ibuku meminta dokter untuk merujukku ke rumah sakit Surabaya saja. Sebenarnya agak ngeri kalau harus berobat ke Surabaya. Entah kenapa kalau mendengar rumah sakit Karangmenjangan itu aku merasa merinding. Aku pun dibawa Ibuku untuk berobat ke sana dan menemui dokter yang disarankan oleh dokter yang menanganiku di Lamongan. Ini sebenarnya juga untuk memastikan penyakit apa yang aku derita. Anemia Hemolitik atau ITP?

Tahun 2010 mulai berobat ke Surabaya
Aku dirujuk ke rumah sakit Surabaya poli onkologi. Dan sayangnya saat itu di poli aku tidak bisa bertemu langsung dengan dokter yang disarankan oleh dokter lamongan. Tapi kata perawat dokter yang aku maksud itu masih ada praktik di Graha Amerta. Akhirnya aku menemui dokter itu di Graha amerta. Saat awal bertemu dokter di Surabaya, Ibuku menceritakan semua gejala-gejala yang aku alami mulai dari aku didiagnosa sakit anemia hemolitik dan ITP.

Dokter sepertinya sudah memahami gejala-gejala yang aku alami. Dan memberiku resep obat. Dan lagi-lagi MethylPrednisolon diberikan padaku. Aku diberikan dosis 4mg yang diminum 3x1. Dan diberikan folavit 400 yang diminum 2x1. Aku tidak diperbolehkan meminum colescor lagi. Dan juga tidak boleh minum obat penambah darah. Karena obat itu akan semakin membuat kondisiku semakin buruk. Karena saat aku meminum obat penambah darah otomatis darah yang ada dalam tubuhku akan meningkat. Dan otomatis juga persediaan bank darah yang banyak akan semakin membuat antibodi melakukan penghancuran sel darah merah dengan ganasnya. Sehingga untuk menghindari itu dokter melarang untuk minum obat penambah darah.

Saat itu jadwal kontrolku 2 minggu sekali. Dokter memberiku pengantar laboratorium untuk melakukan comb test. Ini untuk mengetahui kelainan darah apa yang aku alami. Hasil comb test menunjukkan hasil yang tidak bisa aku mengerti. Saat aku kontrol dokter menjelaskan bahwa aku positif terkena anemia hemolitik. Dan dokter mulai melakukan terapi pengobatan dengan perlahan tapi pasti. Aku seperti mengalami masa-masa awal pengobatan lagi. Aku kembali mengkonsumsi MethylPrednisolon dengan teratur 3x1 yang nantinya akan dikurangi dosisnya secara bertahap oleh dokter. Folavit masih tetap diminum untuk vitamin. Dan ditambah lagi Azhatioprine agar trombositnya bisa cepat naik.

Tahun 2010 fokus memulihkan kondisi
Selama setahun aku hanya fokus menjalani pengobatan. Saat itu aku tidak melanjutkan kuliah dulu. Dari tahun 2009 - 2010 aku istirahat di rumah dan rutin kontrol di Surabaya. Obat aku konsumsi dengan teratur dan kondisiku berangsur-angsur membaik. Dan moonface kembali menemaniku lagi.
Tapi aku tidak khawatir dan tidak merasa malu sama sekali. Karena memang inilah aku yang ditakdirkan untuk memiliki moonface. Aku berniat dalam hatiku saat itu, kalaupun memang moonface ini lebih baik aku akan siap untuk menerimanya. Karena walaupun aku mengalami moonface tapi aku bisa beraktifitas. Daripada aku memiliki wajah normal tapi badanku tidak bisa diajak beraktifitas apa gunanya. Lagipula masih ada harapan untuk menghindari moonface. Dokter Surabaya meyakinkan bahwa kalau kondisiku membaik, dosis MP yang aku minum akan dikurangi.

Aku seperti mendapatkan kekuatan dan semangat baru. Dan niat untuk melanjutkan kuliah lagi muncul dalam hatiku. Tapi kali ini aku tidak akan kuliah di Surabaya lagi. Aku ingin kuliah yang dekat dengan rumah sehingga aku tidak perlu untuk ngekos. Dan aku mendapatkan perguruan tinggi yang sesuai dengan kriteriaku. Aku mengikuti tes masuk PTS di Tuban. Walaupun tak sebonafit perguruan tinggi yang aku masuki di Surabaya, aku tidak peduli. aku bertekad akan kuliah di Tuban dengan sabaik-baiknya. Aku akan menikmati setiap detik yang aku habiskan di PTS Tuban. Yang aku harapkan saat itu aku ingin sehat dan bisa melakukan aktifitas seperti kebanyakan teman-temanku yang lainnya.

Mulai kuliah lagi di Tuban
Saat itu bulan agustus aku mengikuti tes ujian masuk di PTS Tuban. Aku mengikutinya dengan percaya diri. Aku tidak peduli dengan tatapan orang yang melihatku. Karena saat itu aku memang gendut di pipi dan badanku juga terlihat agak gemuk. Karena setahun aku di rumah istirahat total tidak pernah bepergian kemana-mana. Tapi selama setahun istirahat di rumah itu aku sambi dengan memberikan les pada anak-anak SD yang berniat les di rumahku. Aku beranggapan bahwa walaupun aku di rumah tapi ilmuku masih bisa bermanfaat untuk semuanya. Alhamdulillah setelah beberapa minggu aku melihat pengumuman penerimaan mahasiswa baru. Dan aku masuk di PTS Tuban^_^ awal masuk kuliah dijadwalkan pada pertengahan bulan Oktober. Jadi aku masih punya waktu satu bulan untuk mempersiapkan kuliahku. Dan kebetulan saat itu akan dilaksanakan acara pernikahan kakakku pada bulan September.

Foto kenangan saat moonface kembali menyertai hari-hariku

Saat mulai masuk kuliah Oktober 2010
Awal masuk kuliah moonface masih menyertaiku. Tapi saat itu dari dosis MP 12 mg sudah dikurangi oleh dokter menjadi 8 mg diminum 2x1. Sebelumnya ada kegiatan ospek 2 hari dan aku hanya bisa mengikuti satu hari itupun hanya setengah hari. Dan lagi-lagi penyebabnya karena kondisiku.
Semester 1 aku jalani dengan sangat gembira. Aku begitu senang mengikuti kegiatan perkuliahan yang menurutku sangat cocok dengan kemampuan dan kekuatan badanku. Aku mengambil kuliah pada jam siang dan pulang sore. Walaupun sebenarnya aku ingin ikut kelas pagi, tapi saat itu aku sudah kehabisan kelas. Karena saat memilih kelas aku tidak mengikutinya. Sehingga aku harus menyusul untuk mendaftar ke kelas siang.

Aku menyembunyikan kepada semua teman-temanku tentang penyakitku. Dan mereka juga tidak ada yang menyadari kalau saat itu aku sedang mengidap penyakit anemia hemolitik. Moonface juga perlahan-lahan mulai menyusut. Kuliahku berjalan dengan lancar. Aku termasuk mahasiswa yang rajin masuk kuliah. Aku tak pernah absen ikut perkuliahan. Karena kuliahku saat itu hanya 3 hari. Dan jadwal kontrol ke Surabaya selalu aku ambil saat aku libur kuliah. Sungguh saat itu aku merasa sama dengan teman-temanku. Tak ada yang membedakan aku dengan mereka. Mereka kuliah aku juga kuliah^_^ Kondisiku benar-benar baik saat itu. Sampai hari menjelang UAS aku mengikuti perkuliahan dengan sangat senang.

Liburan semester 1 masih sempat mengikuti kursus desain grafis
Setelah UAS pastinya ada liburan semester yang lumayan lama. Aku memanfaatkan liburanku itu untuk mengikuti kursus yang saat itu kebetulan ada promo. Aku menghabiskan liburan kuliahku dengan giat mengikuti kursus. Awalnya memang aku sanggup mengikutinya dengan semangat. Tapi ternyata sampai masuk kuliah semester 2 kursus ini masih belum selesai. Dan itu membuat kondisi badanku mulai melemah. Aku capek harus mengikuti kursus di pagi hari dan siangnya lanjut mengikuti kuliah. Memang jadwalnya ada perubahan hari. Kursus yang awalnya di hari minggu berubah jadi hari selasa seingatku dulu. Dan itu bersamaan dengan jadwal kuliahku. Akhirnya aku mengikuti kursus dengan perasaan enggan. Mau gak diterusin itu kok tinggal beberapa pertemuan. Tapi kalau dilanjutin kok lumayan menguras tenaga juga. Alhamdulillah akhirnya aku mampu menyelesaikan kursus walaupun dengan susah payah. Sebenernya tak semudah dan tak secepat ini juga aku menyelesaikan kursus yang sempat membuatku khawatir akan kondisiku sendiri. Saat kelelahan mengikuti kursus dan kuliah aku merasa putus asa lagi. Aku mulai merasa sedih karena aku terlalu ceroboh saat itu. Seharusnya waktu liburan aku gunakan untuk di rumah saja beristirahat. Tapi karena aku merasa aku sudah sehat akupun mengikuti kursus. Dan akhirnya itu menyadarkanku kalau aku tidak boleh terlena dengan keadaanku yang seolah-olah sehat. Tapi sebenarnya membutuhkan perhatian khusus agar tidak kecapekan dan kelelahan. Setelah aku bebas dari kursus aku menjalani kuliahku di semester 2 dengan lega dan tanpa beban^_^ kembali aku menikmati masa-masa kuliahku.

Sudah hampir setahun kuliah aku menemukan teman-teman yang mampu mengerti aku. Sahabat-sahabat yang mengerti dengan keadaanku. Walaupun aku masih belum menceritakan semua tentang kondisiku yang sebenarnya berbeda dengan mereka. Ini berawal dari saat jadwal kuliah ada perubahan. Saat itu jadwal kuliah siang diganti jam pagi. Tapi siangnya masih ada kuliah lagi. Dan mau tidak mau saat-saat aku membawa bekal akan terulang kembali disini. Dan sesuai dengan dugaan. Teman-temanku merasa aneh dengan aku yang membawa bekal di kampus. Saat makan aku ditemani oleh sahabat-sahabatku. Awalnya ada 2 orang sahabatku yang menemaniku saat itu. Hanya mereka yang tau tentang alasan kenapa aku harus membawa bekal dan tidak memilih untuk beli makanan di warung saja. Aku hanya menceritakan yang perlu aku ceritakan saja kepada mereka. Dan tentang kondisiku yang sebenarnya masih tertutup rapat.

Semester 2 aku mulai ada absen saat kuliah. Kadang itu bertepatan dengan jadwalku kontrol. Kadang juga saat itu aku merasa badanku panas atau capek semua sehingga aku memutuskan untuk istirahat dulu. Tapi walaupun begitu aku masih tetep gembira dan semangat mengikuti perkuliahan. Dan tentang kondisiku yang berbeda dengan mereka masih tersimpan rapi.

moonface sudah mulai berkurang walaupun masih terlihat tembem


Liburan UAS semester 2
Liburan semester genap ini sangat lama menurutku. Tapi aku tidak mau terlena lagi. Aku tidak mau mengikuti kegiatan apapun. Liburan kali ini aku manfaatkan untuk istirahat di rumah saja. Saat mulai masuk kuliah kegiatan les sempat berhenti beberapa bulan. Dan aku kembali membuka les untuk anak-anak SD dan MI di rumah. Waktu memberikan les dimulai malam hari sehabis magrib sampai pukul 8 atau terkadang kalau banyak PR sampai pukul setengah 9. Saat pagi hari aku mulai merasa bosan. Kegiatanku hanya begitu-begitu saja. Tapi aku mencoba untuk menikmati hari-hariku.
Liburan semester 2 sudah masuk di pertengahan 2011, saat itu bulan Agustus bertepatan dengan kelahiran keponakanku yang pertama. Alhamdulillah kakakku melahirkan dengan normal dan anggota keluargaku sekarang bertambah. Tapi inilah yang membuatku menjadi manusia yang tidak berguna. Entah kenapa saat itu aku merasakan keruwetan di dalam rumah. Dan aku sama sekali tidak bisa membantu meringankan pekerjaan ibuku. Sejak memiliki momongan memang agak bertambah pula kesibukan di rumahku. Tapi aku selalu berusaha membantu pekerjaan ibu sebisaku. Aku mulai mencoba mencuci bajuku sendiri walaupun hanya menguceknya. Aku juga tidak kuat kalau harus duduk terlalu lama dan mencuci baju sampai selesai. Kemudian saat aku merasa sehat aku sedikit-sedikit mencoba menyetrika bajuku sendiri. Hari pertama aku memang tak merasakan apa-apa. Tapi hari kedua saat menyetrika aku merasakan pusing di kepalaku dan aku menyerah. Aku tidak lagi ngoyo untuk melakukan pekerjaan rumah yang justru nantinya akan membuatku sakit dan merepotkan banyak orang.
Tibalah saat acara syukuran aqiqoh untuk keponakanku. Aku turut serta membantu untuk menata berkatan yang akan dibagikan ke tetangga. Saat itu posisiku selalu duduk dan sama sekali tak bergerak sampai akhirnya proses pembungkusan berkat selesai. Dan malam harinya aku merasakan lututku sakit sekali. Tapi aku memang sudah sering mengalami sakit di persediaan. Akupun mengabaikan sakit ini karena biasanya 3 hari sakit di lutut akan sembuh dengan sendirinya. Tapi setelah seminggu ternyata belum ada tanda-tanda membaik. Aku selalu merasa kesulitan saat mau sujud atau duduk saat sholat. Rasanya sangat sakiiit dan ngilu. Sampai akhirnya aku merasakan sakit yang berbeda pada kakiku sebelah kanan tepatnya di lututku.

Bertepatan dengan jadwal kontrol, aku pun diantar ibuku ke Surabaya. Dokter rupanya agak terkejut saat melihat kakiku yang membengkak. Sampai-sampai saat memegangnya sangat hati-hati. Karena memang kakiku saat itu sudah sangat membengkak dan sakit luar biasa. Bahkan dipegang saja menimbulkan rasa sakit yang luar biasa sakitnya. Dokter masih belum bisa memprediksi apa yang terjadi pada kakiku. Aku harus melakukan tes D-dimer dan juga harus melakukan USG pada kakiku yang membengkak. Saat itu dokter memprediksi ada penyumbatan di pembuluh darahku yang berada di kaki. Tapi dokter masih belum bisa memastikan diagnosa itu benar atau tidak. Besoknya aku disuruh kembali lagi oleh dokter untuk di USG. Saat itu dokter bilang kalau ternyata hasil USG membuktikan di kakiku terjadi penyumbatan pembuluh darah maka aku harus diopname dulu.

Bagaimana jawaban hasil USG yang aku lakukan keesokan harinya? Apakah aku akan diopname lagi? atau masih bisa diatasi dengan rawat jalan? Temukan jawabannya di postinganku selanjutnya yaaa^_^ klik disini untuk lanjut part VI

0 comments:

Post a Comment