Seminggu setelah opname,
waktunya kontrol ke dokter syaraf dan dokter Hematologi.
Pertama ke dokter syaraf dulu.
Seperti biasa aku ditensi oleh perawat dan diperiksa dokter. Keluhan yang aku rasakan pusing sampai berdenyut-denyut. bila dibuat berdiri ke duduk kemudian dari duduk ke berdiri. Obat yang aku dapat kembali dari awal lagi. Yang semula sudah baik, hanya dikasih vitamin2 saja. Sekarang mendapat lagi obat syaraf seperti awal pertama aku kontrol dulu. Kalmeco,Alinamin-F, Simvastatin,Folic Acid, dan obat racikan untuk pusing dan telinga berdenging.
Kedua ke dokter Hematolog
Sejak opname karena APS yang kedua tiap tes darah Hb ku menurun. Padahal pulang dari opname hb ku sudah bagus 9,9 yang awalnya hanya 8,5. Seminggu setelah opname waktunya kontrol tiba. Saat itu aku diantar suamiku, karena ibuku sedang sakit di rumah.
Tanpa membawa hasil tes darah aku menghadap dokter. Aku hanya menunjukkan tes darah setelah opname. Seperti biasa dokter memeriksaku dan perawat mengukur tekanan darahku. Tensi menunjukkan angka 130. Tidak terlalu tinggi. Saat menulis resep dokter menanyakan obat apa saja yang sekarang aku minum. Cavit D3 1x1, Cellcept 3x1, Methylprednisolon3x1, Cloroquin1x1. Dan dokter menanyakan obat xarelto (obat pengencer darah) tapi setelah opname aku tidak mendapatkan obat itu. Dokter heran, apalagi aku.
Akhirnya dokter memberiku pilihan untuk obat pengencer darah. Pertama xarelto harganya sangat mahal tiap biji harganya ±Rp 36.000 tidak dicover BPJS yang dicover hanya 2 biji. Padahal dalam sebulan aku membutuhkan 30 biji. Tinggal mengalikan Rp 36.000 x 30. Pilihan kedua suntikan heparin, harganya Rp 900.000,- sekali suntikan. Hanya bisa dicover BPJS jika diopname. Sementara aku membutuhkan suntikam itu tiap hari dan tidak tau sampai kapan. Kalau rawat jalan tidak bisa dicover BPJS. Pilihan ketiga, simarc 2 (Warfarin sodium) dicover BPJS, tapi karena obat ini perlu pengawasan khusus harus cek darah INR (PTT dan APTT) dan FH tiap 5 hari sekali. Itu berarti aku harus bolak balik Babat-Surabaya untuk cek lab. Padahal perjalanan kesana membutuhkan waktu 3 jam lebih. Tapi akhirnya setelah melalui pertimbangan, terutama pertimbangan biaya. Akhirnya aku dan suamiku memutuskan untuk memilih obat simarc 2 dan cek lab 5 hari sekali. Dan Alhamdulillah cek lab semuanya dicover BPJS. Hanya tinggal memikirkan ongkos untuk perjalanan pulang pergi rumah sakit. Capek pasti, tapi itulah cara satu-satunya agar aku ingin cepat pulih. Toh semua ini pasti ada akhirnya. Dokter memberikan resep cavit d3 tetap diminum 1x1, cloroquin 1x1, cellcept tetap 3x1, Methylprednisolon dikurangi jadi 2x1 dan ditambah simarc 2 1x1. Dan setelah 5 hari aku akan berkunjung lagi ke rumah sakit untuk cek lab.
Cek lab yang kedua setelah seminggu dari rumah sakit. Sebenarnya cek harus dilakukan 5 hari sekali, tapi aku baru bisa untuk cek lab pada hari sabtu. Cek lab yang kedua INR dan DL. Hasilnya seperti biasa aku kirimkan dokter melalui WA. Masih belum bagus, simarc 2 tetap harus aku minum 1x1 dan aku harus cek lagi 5 hari sekali. Cek yang ketiga ada sedikit kendala karena tidak ada pengantar lab dari dokter aku tidak bisa melakukan tes darah melalui BPJS. Dan hari senin terpaksa aku harus menemui dokter untuk konsultasi dan meminta pengantar lab lagi. Tapi ada yang beda ketika aku menghadap dokter. Saat itu tensi darahku tinggi 170. Dan saat dokter melihat hasil INR ku mengatakan kalau hasilnya masih belum membaik. Dan dokter mengatakan kalau aku harus mendapatkan kemoterapi.
What? kemoterapi? aku agak ngeri saat dokter mengatakan kemo. Tapi dokter mengatakan dosisnya kecil tidak seperti dosis kemoterapi untuk kanker. Tetap saja kemo buatku sangat mengerikan. Itu artinya aku harus diopname. Untuk mendapatkan obatnya harus memesan dulu karena obat kemo harus pesan. Dan untuk kamarnya juga harus mengantri, menunggu kamar yang kosong.
Aku dijadwalkan kemo tgl 4 agustus 2016. Setelah mendapatkan pengantar lab hari sabtu kembali aku melakukan cek lab. Dan setelah mengetahui hasilnya dokter memutuskan untuk menyuruhku minum Xarelto 1x1. Kaget pasti, itu berarti hasilnya memang belum membaik. Membayangkan harga obatnya aku merasa putus asa. Tapi akhirnya aku bisa menerimanya, mahal nggak apa-apa yang penting bisa membaik. Mudah-mudahan selalu diberikan rezeki oleh Allah. Amin. Kembali ke masalah kemoterapi. Seminggu setelah aku konsultasi ke dokter obat kemoterapi yaitu Cyclosfopamid yang dipesan baru datang. Tapi kamarnya masih belum dapat.
2 minggu kemudian aku kontrol lagi. Hasil INR masih belum ada peningkatan. DL Alhamdulillah bagus hb 9,4 trombosit 258. Dan cek D-dimer masih belum bisa dilakukan karena tidak bisa melalui BPJS dan harus meminta pengantar lagi. Obat yang aku minum masih tetap sama dan xarelto yang hanya dicover BPJS 2 biji juga masih aku minum.
Kemoterapi akan dilakukan sebanyak 4 kali. Jadwal dimulai pada bulan Agustus 2016. Aku hanya bisa pasrah dan berharap yang terbaik. Mudah-mudahan dengan kemoterapi ini bisa membuat kondisiku lebih baik lagi.
Mau tau proses kemoterapi yang aku jalani? Ikuti terus perjalanan kisahku.
Sampai Jumpa lagi di blogku selanjutnya.
Wassalam,
Isnaini N.C
Tetap Semangat ya ^_^ kita harus berjuang melawan penyakit. Bersahabat dan berdamai dengan penyakit merupakan cara terbaik agar tidak kambuh lagi.
semangat ya say,,,insya allah diberikan kesembuhan..manusia hanya bisa berusaha...di rumah sakit mana say ??aq juga di surabaya..di puskesmas surabaya
ReplyDeleteѕιap ѕay. . ѕelalυ opтιмιѕ υnтυĸ ѕeмвυн. . ѕaya dι rѕ pнc peraĸ ѕay. .
Delete
ReplyDelete089697188840 ini no wa sy
.tlong wa sy..sy jg seorang aiah